Kisah Seorang Anak Tukang Becak yang Meraih Sukses di Bidang Angkat Besi
Cabang angkat besi menjadi penyumbang medali pertama bagi Indonesia.
Adalah Eko Yuli Irawan lifter berusia 23 tahun ini yang memperoleh perunggu pada kelas 62 kg, Senin 30 Juli.
Eko lahir dari keluarga yang pas-pasan. Ayahnya bekerja sebagai pengayuh becak dan ibunya sebagai pedagang sayur.
Namun karena prestasinya sebagai lifter, Eko telah mengubah perekonomian keluarganya.
Ketertarikannya terhadap angkat besi ketika ia melihat beberapa orang berlatih angkat besi di sebuah klub di daerahnya. Saat itu usianya sekitar 12 tahun.
Di bawah asuhan Suryono dan Johni, Eko memulai merajut karirnya. Sehingga mendapatkan tiket bermain di level yang lebih tinggi.
Prestasi internasionalnya dimulai ketika mengikuti Kejuaraan Dunia pada 2006 di Santo Domingo, Republik Dominika. Eko berhasil menempati peringkat 8.
Setahun setelahnya, masih di Kejuaraan Dunia tapi kini Di Chiang Mai, Thailand, Eko meraih dua perunggu.
Masih di tahun yang sama, secara mengejutkan Eko menyabet emas dalam Kejuaraan Dunia Yunior di Praha, Republik Ceko, 2007, dan terpilih menjadi lifter terbaik.
Tahun 2007 sepertinya menjadi tahunnya Eko. Ia juga berhasil menyabet emas dalam Sea Games di Thailand.
Pada tahun 2008, Eko kembali mengoleksi medali. Satu emas di PON XVII, Kaltim; Perak di Kejuaraan Asia, Kanazawa, Jepang dan perunggu di Olimpiade Beijing.
Ini adalah bukti banyaknya potensi atlet dunia di Tanah Air yang belum tergali. Sebuah PR besar bagi bangsa ini untuk menemukan bibit emas dalam dunia Olahraga.
Sumber : http://v-sualisasi.blogspot.com
Lebih Miskin dari Pengemis tapi Bisa Meraih Kesuksesan.
Selama ini banyak orang bertanya kepada saya bagaimana rahasianya menjadi pengusaha yang sukses. Mereka berharap saya bersedia membagi pengalaman dan kiat-kiat berusaha supaya sukses.
Bagi saya, membagi pengalaman kepada orang lain menyenangkan, apalagi bila pengalaman saya tersebut bermanfaat.
Senin 5 April lalu, saya diundang oleh Universitas Islam As Syafiiyah, Jakarta, untuk membagi pengalaman. Dalam acara bertajuk “Studium Generale Kewirausahaan” itu saya diminta memberikan ceramah mengenai kewirausahaan dan kiat sukses berbisnis.
Kepada para mahasiswa saya katakan untuk sukses berbisnis kita tidak bisa hanya belajar di bangku kuliah saja. Bangku kuliah hanya mengajarkan dasar dan teori. Sisanya kita belajar kepada mereka yang telah berhasil. Orang itu tidak harus S3 untuk menjadi pengusaha. Bisa jadi hanya S1 seperti saya, bahkan ada yang tidak memiliki ijasah.
Apa langkah pertama yang harus dilakukan untuk memulai usaha dan menggapai kesuksesan? Jawabannya adalah mimpi. Kita harus berani bermimpi menjadi orang yang sukses. Sejarah juga membuktikan banyak temuan hebat dan orang sukses dimulai dari sebuah mimpi. Kalau anda bermimpi saja tidak berani, ngapain membuka usaha.
Tentu saja tidak hanya berhenti sekedar mimpi untuk mencapai sukses. Setelah mimpi anda bangun, lalu pikirkanlah mimpi anda. Berfikirlah yang besar. Seperti kata miliarder Amerika Donald Trump; if you think, think big. Pikir yang besar, pikir jadi presiden, jangan pikir yang kecil-kecil.
Setelah itu anda buat rencana, buat rincian, dan bentuk sebuah tabel. Terakhir, yang paling penting, segera jalankan rencana tersebut. Jika anda bertanya perlukah berdoa? saya katakan berdoa itu perlu (baca : sangat penting). Tapi perencanaan juga perlu. Doa saja tanpa perencanaan saya rasa tidak akan berhasil.
Dulu waktu masih kuliah, saya biasa membuat perencanaan dan membagi waktu. Saya bangun sholat Subuh, lalu latihan karate, setelah itu tidur lagi sampai pukul 10. Baru pukul 11 belajar.
Intinya dengan perencanaan, masalah akan terselesaikan dengan baik. Sekarang juga begitu, saya bagi waktu untuk partai dan lainnya. Pukul sekian seminar, pukul sekian jadi pembicara, pukul sekian… Kadang 10 masalah bisa saya selesaikan sehari.
Keluhan paling sering dilontarkan orang yang tidak berani berusaha adalah tidak mempunyai modal atau dana. Banyak juga yang berkata saya bisa sukses karena ayah saya pengusaha. Itu salah besar. Saat memulai usaha saya tidak mempunyai uang.
Saat akan membeli Kaltim Prima Coal (KPC) saya juga tidak memiliki dana. Caranya saya datangi calon kontraktor dan tawarkan kerjasama yang menguntungkan dia, tapi saratnya dia pinjami saya dana. Saya juga mendatangi bank dan berkata demikian. Lalu dari uang yang dipinjamkan itu, saya membeli KPC dan sekarang menjadi perusahaan besar.
Jangan pernah bicara tidak punya dana. Uang datang jika ada ide besar atau ada proyek yang visible. Bill Gates juga tidak mempunyai uang, tapi dia mempunyai ide bagus. Dia tidak lulus kuliah, dia bukan anak orang kaya, tapi dari garasinya dia bisa membuat Microsoft jadi perusahaan besar.
Maka pikirkanide yang bagus, lalu anda cari partner yang punya uang. Yakinkan dia dan berkerjasamalah dengan dia. Jika dalam kerjasama partner anda meminta keuntungan lebih besar, jangan persoalkan.
Misal semua ide dari anda tapi anda hanya dapat 10%, itu tidak masalah. Sebab 10% itu masih untung dari pada anda tidak jadi bekerjasama dan hanya dapat nol %. Jangan lihat kantong orang, jangan lihat untung orang, lihat kantong kita ada penambahan atau tidak.
Setelah anda menjalani usaha, suatu saat anda pasti akan menghadapi masalah. Hadapi saja masalah itu, karena masalah adalah bagian dari hidup yang akan terus datang. Saya sendiri juga pernah menghadapi masalah saat krisis ekonomi 1997-1998. Saat itu keadaan perekonomian sulit, semua pengusaha dan perusahaan juga sulit.
Saat itu saya jatuh miskin. Bahkan saya jauh lebih miskin dari pengemis. Ini karena saya memiliki hutang yang sangat besar. Hutang saya saat itu sekitar USD 1 miliar. Di saat yang sulit ini biasanya sahabat-sahabat kita, rekan-rekan kita semua lari.
Karena itu di saat yang sulit ini, kita tidak boleh memperlihatkan kita sedang terpuruk. Jangan perlihatkan kita sedang gelap. Seperti yang diajarkan ayah saya Achmad Bakrie; jangan biarkan dirimu di tempat yang gelap, karena di tempat yang gelap bayangan pun akan meninggalkanmu.
Maka saat susah itu saya tetap tegar dan tidak menunjukkan keterpurukan. Bahkan saya terpilih jadi ketua umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk yang kedua kalinya. Kalau saat itu saya tunjukkan keterpurukan, mana mau mereka memilih saya.
Tapi yang penting setelah kita terpuruk, kita harus bangkit kembali. Kalau saat itu saya tidak bangkit, maka tidak bisa saya seperti saat ini. Saya berprinsip hadapi saja masalah, jangan lari. Banyak usaha yang saya lakukan, misalnya melepas saham keluarga dari 55% jadi tinggal 2,5%. Saya juga mencari pinjaman sana-sini.
Akhirnya dengan usaha keras pada tahun 2001 saya bisa bangkit kembali dan hutang saya bisa dilunasi dan bisnis saya membaik kembali.
Itulah pengalaman saya selama ini. Saya berharap bisa menjadi ilmu yang berguna. Papatah mengatakan pengalaman adalah guru yang paling baik. Sebagai penutup saya ingin bercerita mengenai kisah telur Colombus. Suatu saat Colombus menantang orang-orang untuk membuat telur bisa berdiri.
Saat itu tidak ada satupun orang yang bisa membuat telur berdiri. Kemudian Colombus memberi contoh cara membuat telur berdiri dengan memecahkan bagian bawahnya. Lalu orang-orang berkata; ah, kalau begitu caranya saya juga bisa.
Nah, saya ingin menjadi Colombus. Saya tunjukkan caranya, lalu anda mengatakan; kalau begitu saya juga bisa. Kemudian anda memulai usaha dan menjadi berhasil dan sukses. Saya senang kalau anda sukses, karena semakin banyak orang sukses, semakin maju bangsa ini.
Sumber : .dokterbisnis.net
Senin 5 April lalu, saya diundang oleh Universitas Islam As Syafiiyah, Jakarta, untuk membagi pengalaman. Dalam acara bertajuk “Studium Generale Kewirausahaan” itu saya diminta memberikan ceramah mengenai kewirausahaan dan kiat sukses berbisnis.
Kepada para mahasiswa saya katakan untuk sukses berbisnis kita tidak bisa hanya belajar di bangku kuliah saja. Bangku kuliah hanya mengajarkan dasar dan teori. Sisanya kita belajar kepada mereka yang telah berhasil. Orang itu tidak harus S3 untuk menjadi pengusaha. Bisa jadi hanya S1 seperti saya, bahkan ada yang tidak memiliki ijasah.
Apa langkah pertama yang harus dilakukan untuk memulai usaha dan menggapai kesuksesan? Jawabannya adalah mimpi. Kita harus berani bermimpi menjadi orang yang sukses. Sejarah juga membuktikan banyak temuan hebat dan orang sukses dimulai dari sebuah mimpi. Kalau anda bermimpi saja tidak berani, ngapain membuka usaha.
Tentu saja tidak hanya berhenti sekedar mimpi untuk mencapai sukses. Setelah mimpi anda bangun, lalu pikirkanlah mimpi anda. Berfikirlah yang besar. Seperti kata miliarder Amerika Donald Trump; if you think, think big. Pikir yang besar, pikir jadi presiden, jangan pikir yang kecil-kecil.
Setelah itu anda buat rencana, buat rincian, dan bentuk sebuah tabel. Terakhir, yang paling penting, segera jalankan rencana tersebut. Jika anda bertanya perlukah berdoa? saya katakan berdoa itu perlu (baca : sangat penting). Tapi perencanaan juga perlu. Doa saja tanpa perencanaan saya rasa tidak akan berhasil.
Dulu waktu masih kuliah, saya biasa membuat perencanaan dan membagi waktu. Saya bangun sholat Subuh, lalu latihan karate, setelah itu tidur lagi sampai pukul 10. Baru pukul 11 belajar.
Intinya dengan perencanaan, masalah akan terselesaikan dengan baik. Sekarang juga begitu, saya bagi waktu untuk partai dan lainnya. Pukul sekian seminar, pukul sekian jadi pembicara, pukul sekian… Kadang 10 masalah bisa saya selesaikan sehari.
Keluhan paling sering dilontarkan orang yang tidak berani berusaha adalah tidak mempunyai modal atau dana. Banyak juga yang berkata saya bisa sukses karena ayah saya pengusaha. Itu salah besar. Saat memulai usaha saya tidak mempunyai uang.
Saat akan membeli Kaltim Prima Coal (KPC) saya juga tidak memiliki dana. Caranya saya datangi calon kontraktor dan tawarkan kerjasama yang menguntungkan dia, tapi saratnya dia pinjami saya dana. Saya juga mendatangi bank dan berkata demikian. Lalu dari uang yang dipinjamkan itu, saya membeli KPC dan sekarang menjadi perusahaan besar.
Jangan pernah bicara tidak punya dana. Uang datang jika ada ide besar atau ada proyek yang visible. Bill Gates juga tidak mempunyai uang, tapi dia mempunyai ide bagus. Dia tidak lulus kuliah, dia bukan anak orang kaya, tapi dari garasinya dia bisa membuat Microsoft jadi perusahaan besar.
Maka pikirkanide yang bagus, lalu anda cari partner yang punya uang. Yakinkan dia dan berkerjasamalah dengan dia. Jika dalam kerjasama partner anda meminta keuntungan lebih besar, jangan persoalkan.
Misal semua ide dari anda tapi anda hanya dapat 10%, itu tidak masalah. Sebab 10% itu masih untung dari pada anda tidak jadi bekerjasama dan hanya dapat nol %. Jangan lihat kantong orang, jangan lihat untung orang, lihat kantong kita ada penambahan atau tidak.
Setelah anda menjalani usaha, suatu saat anda pasti akan menghadapi masalah. Hadapi saja masalah itu, karena masalah adalah bagian dari hidup yang akan terus datang. Saya sendiri juga pernah menghadapi masalah saat krisis ekonomi 1997-1998. Saat itu keadaan perekonomian sulit, semua pengusaha dan perusahaan juga sulit.
Saat itu saya jatuh miskin. Bahkan saya jauh lebih miskin dari pengemis. Ini karena saya memiliki hutang yang sangat besar. Hutang saya saat itu sekitar USD 1 miliar. Di saat yang sulit ini biasanya sahabat-sahabat kita, rekan-rekan kita semua lari.
Karena itu di saat yang sulit ini, kita tidak boleh memperlihatkan kita sedang terpuruk. Jangan perlihatkan kita sedang gelap. Seperti yang diajarkan ayah saya Achmad Bakrie; jangan biarkan dirimu di tempat yang gelap, karena di tempat yang gelap bayangan pun akan meninggalkanmu.
Maka saat susah itu saya tetap tegar dan tidak menunjukkan keterpurukan. Bahkan saya terpilih jadi ketua umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk yang kedua kalinya. Kalau saat itu saya tunjukkan keterpurukan, mana mau mereka memilih saya.
Tapi yang penting setelah kita terpuruk, kita harus bangkit kembali. Kalau saat itu saya tidak bangkit, maka tidak bisa saya seperti saat ini. Saya berprinsip hadapi saja masalah, jangan lari. Banyak usaha yang saya lakukan, misalnya melepas saham keluarga dari 55% jadi tinggal 2,5%. Saya juga mencari pinjaman sana-sini.
Akhirnya dengan usaha keras pada tahun 2001 saya bisa bangkit kembali dan hutang saya bisa dilunasi dan bisnis saya membaik kembali.
Itulah pengalaman saya selama ini. Saya berharap bisa menjadi ilmu yang berguna. Papatah mengatakan pengalaman adalah guru yang paling baik. Sebagai penutup saya ingin bercerita mengenai kisah telur Colombus. Suatu saat Colombus menantang orang-orang untuk membuat telur bisa berdiri.
Saat itu tidak ada satupun orang yang bisa membuat telur berdiri. Kemudian Colombus memberi contoh cara membuat telur berdiri dengan memecahkan bagian bawahnya. Lalu orang-orang berkata; ah, kalau begitu caranya saya juga bisa.
Nah, saya ingin menjadi Colombus. Saya tunjukkan caranya, lalu anda mengatakan; kalau begitu saya juga bisa. Kemudian anda memulai usaha dan menjadi berhasil dan sukses. Saya senang kalau anda sukses, karena semakin banyak orang sukses, semakin maju bangsa ini.
Sumber : .dokterbisnis.net
Kesuksesan Berawal dari Mimpi. Teman-teman ini ada suatu kisah motivasi yang bagus banget. Saya dapatkan Kisah Motivasi dan inspirasi ini dari dengerin radio moderato fm madiun. Mungkin ini akan jadi suatu kisah dan info yang berharga sekali. Dalam cerita tersebut mengisahkan bagaimana orang yang bisa sukses itu dimulai dari mimpi lalu tekad dan terakhir usaha dan kerja keras. Namun sering kali banyak sekali orang dan temen di sekeliling kita itu dalam tahap pertama yaitu bermimpi banyak sekali yang menghalangi kita untuk bermimpi dan banyak pula yang mengambil mimpi mimpi kita. Kita simak yuk cerita berikut.
Si argo mendapat tugas dari gurunya mengenai membuat cerita mengenai mimpi-mimpinya dan saat dirumah si argo membuat cerita mengenai mimpi-mimpinya itu. Karena ayahnya seorang pelatih kuda miskin yang keluarganya itu sangat kekurangan si argo terobsesi dan memiliki mimpi bahwa dia bila sudah besar nanti memiliki tempat pelatihan kuda yang memiliki luas sebesar 400 hektar dan rumah sebesar 400 meter persegi.pokoknya dalam karangannya tadi dia membicarakan mengenai impiannya membuat sebuah pelatihan kuda yang sangat besar, tanpa terasa karangannya tadi menghabiskan 7 helai kertas.paginya ia pun langsung menumpuk tugasnya tersebut.
Setelah 1 minggu berlalu dan akhirnya Tugas tersebut dibagikan dan diberikan nilai.tapi betapa kagetnya argo karena karangannya mendapatkan nilai f dan di tulisi sama gurunya setelah jam pelajaran temui saya di kantor. Saat di kantor argo dimarahi habis2an dengan gurunya karena karangannya katanya tidak masuk akal dan tidak akan tercapai.”argo kamu itu sudah gila,kamu itu hanya anak seorang pelatih kuda miskin dan tak mungkin kamu akan membangun pelatihan kuda sebesar 400 hektar”kata si guru.”kamu saya beri waktu 1 minggu untuk mengganti karangan tersebut dan nilaimu juga bs saya ganti bila kamu mengarang karangan yang lebih logis dan masuk akal” kata guru itu lagi.
Lalu setelah argo pulang ke rumah bertanya pada ayahnya. “Ayah saya memiliki mimpi mengenai membangun pelatihan kuda seluas 400 hektar tapi kata guru saya mimpi itu tak akan pernah tercapai dan hanyalah omong kosong belakang karena saya hanyalah anak seorang yang miskin lalu saya disuruh mengganti mimpi saya itu menjadi mimpi yang lain yang sesuai dan masuk akal” kata si argo.”nak mimpimu adalah masa depanmu jadi terserah kamu,kamu mau menggantinya atau tidak “jawab ayah si argo dengan bijaksana dan sabar. “Baiklah ayah terima kasih atas pendapatmu” kata si argo.
Setelah di sekolah pun si argo tetap membawa karangannya yang dulu yang bercerita tentang pelatihan kuda dan peternakan kuda seluas 400 hektar dan dikumpulkan lagi kepada gurunya namun ada tulisannya biarkanlah nilai F tetap terpajang menjadi nilaiku namun inilah impianku tidak akan pernah bisa tergantikan dengan impian yang lainnya.
Setelah berpuluh puluh tahun berlalu si argo akhirnya beranjak dewasa dan dia akhirnya bisa menggapai mimpinya yang mempunyai peternakan kuda dan memiliki pelatihan kuda sebesar 400 hektar dan rumah sebesar 400 meter persegi.saat gurunya datang ke tempat pelatihan kudanya dan bertemu dengan argo ia berkata “kamu hebat nak,maafkan aq bila dulu telah melarangmu bermimpi seperti ini aq salut padamu aq hanyalah seorang guru yang hanya bisa merenggut mimpi2 anak sepertimu”kata si guru pada argo.
dalam cerita tersebut jelas sudah bagaimana mimpi merupakan inspirasi untuk bisa maju lebih ke depan.kita tinggal memilih menjadi seperti argo si pemimpi yang berusaha mengejar mimpi ato guru yang suka merenggut mimpi seseorang
Sumber : .bayumukti.com
Kisah Sukses Cynthia Venika Dimulai. Cynthia Venika adalah bungsu dari 12 bersaudara yang dilahirkan dan dibesarkan di pulau Bangka Belitung, tepatnya di sebuah kota kecil yang bernama Mentok.
Dulunya, Cynthia Venika ini seorang yang pemalu, minder, tertutup, kutu buku dan fisiknya lemah sering sakit-sakitan… Ayo, siapa dari teman-teman yang memiliki salah satu dari sifatnya Cynthia Venika?
Walaupun Cynthia Venika memiliki kelemahan-kelemahan, tapi Cynthia Venika berjuang mewujudkan impiannya untuk mama tercinta setelah papa tercintanya meninggal dunia.
Suatu ketika, saat Cynthia Venika berkunjung ke kantor oriflame dan melihat wajah-wajah consultant oriflame yang sangat antusias setelah menghadiri pertemuan, membuat Cynthia Venikamenyadari bahwa begitu banyak penghasilan seperti bonus uang, reward dan hadiah lainnya yang bisa di nikmati saat seorang consultant Oriflame mulai merekrut.
Ditambah lagi saat Cynthia Venika melihat sosok upline seperti Ibu Nany dan Ibu Een seorang Ibu rumah tangga yang sukses di Oriflame dan telah menikmati perjalanan ke Luar negeri Gratis dari bisnis Oriflame.
Keliling dunia Gratis itulah impian Cynthia Venika dari semasa kecilnya, hal itulah yang memperkuat keyakinan dan usaha Cynthia Venika mewujudkan impiannya untuk mamanya tercinta.
Dan impiannya satu demi satu terwujud, selain 40 negara yang telah berhasil di kunjunginya secara Gratis. Di usia 26 tahun, Cynthia Venika adalah Consultant Oriflame termuda di dunia yang meraih peringkat Diamond Director. Prestasi demi prestasi dilampauinya dengan gemilang, antara lain; menjadi orang Indonesia pertama yang meraih peringkat Executive Director, apalagi di akhir tahun 2006 beliau berhasil pula menjadi orang pertama di Asia yang meraih peringkat Senior Executive Director. Dan saat ini Cynthia Venika telah mencapai posisi Diamond Executive Director sedang kualifikasi untuk title President
Apa yang menjadi impian teman-teman?
Untuk siapakah teman-teman bermimpi? Orang tua, isteri, suami atau anak-anak? Yuk wujudkan impian teman-teman di Oriflame bersama Smart Club Indonesia. Di jaringan inilah teman-teman bisa belajar dari Top Leader No. 1 Oriflame ASIA Cynthia Venika , karena beliau-lah yang menjadi salah satu founder dari Smart Club Indonesia (SCI).
Untuk menjadi consultant Oriflame yang sukses, yuk hanya belajar pada TOP Leader No. 1 nya..
Sumber : hanahandoko.com/
Walaupun Cynthia Venika memiliki kelemahan-kelemahan, tapi Cynthia Venika berjuang mewujudkan impiannya untuk mama tercinta setelah papa tercintanya meninggal dunia.
Kisah Sukses Cynthia Venika dimulai
Saat Cynthia Venika kuliah di salah satu Universitas swasta di Jakarta Barat, Cynthia Venikatertarik untuk menjadi member oriflame diajak oleh kakak tercintanya, Niolana Venika. Awal ketertarikannya di mulai bisa membeli produk-produk kebutuhan sehari-hari dengan lebih hemat.Suatu ketika, saat Cynthia Venika berkunjung ke kantor oriflame dan melihat wajah-wajah consultant oriflame yang sangat antusias setelah menghadiri pertemuan, membuat Cynthia Venikamenyadari bahwa begitu banyak penghasilan seperti bonus uang, reward dan hadiah lainnya yang bisa di nikmati saat seorang consultant Oriflame mulai merekrut.
Ditambah lagi saat Cynthia Venika melihat sosok upline seperti Ibu Nany dan Ibu Een seorang Ibu rumah tangga yang sukses di Oriflame dan telah menikmati perjalanan ke Luar negeri Gratis dari bisnis Oriflame.
Keliling dunia Gratis itulah impian Cynthia Venika dari semasa kecilnya, hal itulah yang memperkuat keyakinan dan usaha Cynthia Venika mewujudkan impiannya untuk mamanya tercinta.
Dan impiannya satu demi satu terwujud, selain 40 negara yang telah berhasil di kunjunginya secara Gratis. Di usia 26 tahun, Cynthia Venika adalah Consultant Oriflame termuda di dunia yang meraih peringkat Diamond Director. Prestasi demi prestasi dilampauinya dengan gemilang, antara lain; menjadi orang Indonesia pertama yang meraih peringkat Executive Director, apalagi di akhir tahun 2006 beliau berhasil pula menjadi orang pertama di Asia yang meraih peringkat Senior Executive Director. Dan saat ini Cynthia Venika telah mencapai posisi Diamond Executive Director sedang kualifikasi untuk title President
Apa yang menjadi impian teman-teman?
Untuk siapakah teman-teman bermimpi? Orang tua, isteri, suami atau anak-anak? Yuk wujudkan impian teman-teman di Oriflame bersama Smart Club Indonesia. Di jaringan inilah teman-teman bisa belajar dari Top Leader No. 1 Oriflame ASIA Cynthia Venika , karena beliau-lah yang menjadi salah satu founder dari Smart Club Indonesia (SCI).
Untuk menjadi consultant Oriflame yang sukses, yuk hanya belajar pada TOP Leader No. 1 nya..
Sumber : hanahandoko.com/
Sukses dengan Beramal. Semangat kewirausahaan tampil dalam berbagai seminar dari perguruan tinggi satu ke perguruan tinggi lain, dialog jarak jauh, dan bahkan narasumber di Universitas Ciputra Entrepreneurs Center (UCEC), Ciputra tak hendak cari uang.
"Ini masanya untuk beramal, menularkan gagasan. Tak ada kata lelah untuk beramal, berbuat untuk kepentingan bangsa. Bagaimana mengubah masa depan bangsa dan masa depan anak bangsa, menjadi semakin lebih baik," ujarnya.
Beramal dengan gagasan, dengan waktu, dan dengan uang, diyakini Ciputra membuat dia mendapatkan lebih banyak dari apa yang dia berikan. Setidak-tidaknya karunia kesehatan dan kesempatan menularkan pengalaman dan gagasan.
"Sudah sejak tiga tahun lalu, saya selain mendidik calon-calon entrepreneurs dan menyiapkan para pendidik/pelatih entrepreneurs, juga minta waktu sejumlah menteri agar turut mendorong dan memasukkan gerakan entrepreneur dalam program-programnya," ungkap Ciputra.
Menurut Ciputra, pentingnya entrepreneurship tak sebatas mengatasi pengangguran dan kemiskinan, tapi juga mengatasi ketidakadilan. Karena itu, Ciputra menganggap harus ada gerakan nasional bersama.
Dari 2.850 perguruan tinggi, sudah terbentuk 315 Entrepreneurs Centre. Dan menandai 100 hari program kerja kabinet, digelar seminar nasional dan sekaligus peresmian Entrepreneur Centre.
Ciputra, mengatakan, ia bersyukur Kongres Ke-61 FIABCI (Federasi Real Estat Internasional) dapat diselenggarakan di Indonesia. Ini merupakan kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah Kongres FIABCI. Sebelumnya, Indonesia pernah menjadi tuan rumah pada tahun 1983 ketika Ciputra menjadi Ketua REI dan Presiden FIABCI Indonesia.
Menurut Ciputra, sebetulnya Indonesia sudah dijadwalkan menjadi tuan rumah FIABCI pada tahun 1998. Namun, pada tahun itu Jakarta dilanda kerusuhan Mei dan nama Indonesia agak tercemar karena sebagian peserta sudah mendaftar dan membayar tetapi kongres dibatalkan begitu saja.
"Namun, sekarang, setelah 12 tahun berlalu, kami melakukan usaha yang keras untuk merehabilitasi nama Indonesia di mata anggota FIABCI. Kami membayar uang 120.000 dollar AS untuk memberi ganti rugi kepada FIABCI agar Indonesia dapat menggelar kembali kongres dunia di Indonesia. Anggota REI membayar ini secara gotong royong," cerita Ciputra, yang merupakan orang Indonesia pertama dan orang Asia ketiga yang menjadi Presiden FIABCI dunia pada tahun 1987.
Menurut tokoh properti Indonesia ini, sebenarnya Indonesia tidak perlu membayar uang itu karena FIABCI sudah menghapus pembukuan 12 tahun lalu. Namun dalam hati, mereka masih membicarakan Indonesia yang membatalkan kongres begitu saja pada Mei 1998. "Karena itulah saya memelopori agar Indonesia membayar ganti rugi kepada FIABCI sehingga Indonesia dapat kembali menjadi tuan rumah Kongres FIABCI. Kali ini diadakan di Nusa Dua, Bali," ungkap Ciputra.
Menurut pendiri REI ini, Indonesia layak bersyukur karena seharusnya Indonesia menjadi tuan rumah 40 tahun lagi. Namun, Indonesia sebagai bangsa dihargai dunia internasional. Apalagi, saat ini pertumbuhan ekonomi kita tumbuh dengan baik.
"Dan saya bangga melihat generasi muda yang meneruskan organisasi Real Estat Indonesia (REI). REI adalah organisasi profesi paling baik di Indonesia. Kader-kader REI, Ferry Soeneville, Siswono Yudo Husodo, dan Mohammad S Hidayat, mendapat posisi penting dalam swasta dan pemerintahan," kata Ciputra dengan bangga.
REI, kata Ciputra, adalah tuan rumah di negeri sendiri. Jumlah anggota REI saat ini sekitar 2.000. Anggota REI aktif di dunia internasional dan asosiasi internasional. "Kami belajar banyak dari FIABCI bagaimana menangani bisnis properti. Kami belajar soal broker dan manajemen properti. Dan Indonesia begitu kuat. Dalam Kongres FIABCI di Bali, peserta dari Indonesia berjumlah 600 orang dan peserta luar negeri sekitar 400. Ini sudah kami anggap sukses," kata Ciputra berseri-seri.
Ciputra adalah orang Indonesia pertama dan orang Asia ketiga yang menjadi Presiden FIABCI dunia pada tahun 1987. Pengaruh Ciputra dalam Federasi Real Estat Internasional hingga kini masih sangat kuat.
"Saya berharap Kongres FIABCI memberi dampak yang baik bagi tuan rumah, Bali, dan juga bagi peserta kongres. Kami ingin orang asing tahu keramahtamahan orang Indonesia, khususnya masyarakat Bali," ungkapnya. Ketika mula didirikan, PT Pembangunan Jaya cuma dikelola oleh lima orang. Kantornya menumpang di sebuah kamar kerja Pemda DKI Jakarta Raya. Kini, 20-an tahun kemudian, Pembangunan Jaya Group memiliki sedikitnya 20 anak perusahaan dengan 14.000 karyawan. Namun, Ir. Ciputra, sang pendiri, belum merasa sukses. ''Kalau sudah merasa berhasil, biasanya kreativitas akan mandek,'' kata Dirut PT Pembangunan Jaya itu.
Ciputra memang hampir tidak pernah mandek. Untuk melengkapi 11 unit fasilitas hiburan Taman Impian Jaya Ancol (TIJA), Jakarta -- proyek usaha Jaya Group yang cukup menguntungkan -- telah dibangun ''Taman Impian Dunia''. Di dalamnya termasuk ''Dunia Fantasi'', ''Dunia Dongeng'', ''Dunia Sejarah'', ''Dunia Petualangan'', dan ''Dunia Harapan''. Sekitar 137 ha areal TIJA yang tersedia, karenanya, dinilai tidak memadai lagi. Sehingga, melalui pengurukan laut (reklamasi) diharapkan dapat memperpanjang garis pantai Ancol dari 3,5 km menjadi 10,5 km.
Masa kanak Ciputra sendiri cukup sengsara. Lahir dengan nama Tjie Tjin Hoan di Parigi, Sulawesi Tengah, ia anak bungsu dari tiga bersaudara. Dari usia enam sampai delapan tahun, Ci diasuh oleh tante-tantenya yang ''bengis''. Ia selalu kebagian pekerjaan yang berat atau menjijikkan, misalnya membersihkan tempat ludah. Tetapi, tiba menikmati es gundul (hancuran es diberi sirop), tante-tantenyalah yang lebih dahulu mengecap rasa manisnya. Belakangan, ia menilainya sebagai hikmah tersembunyi. ''Justru karena asuhan yang keras itu, jiwa dan pribadi saya seperti digembleng,'' kata Ciputra.
Pada usia 12 tahun, Ciputra menjadi yatim. Oleh tentara pendudukan Jepang, ayahnya, Tjie Siem Poe, dituduh anti-Jepang, ditangkap, dan meninggal dalam penjara. ''Lambaian tangan Ayah masih terbayang di pelupuk mata, dan jerit Ibu tetap terngiang di telinga,'' tuturnya sendu. Sejak itu, ibunyalah yang mengasuhnya penuh kasih. Sejak itu pula Ci harus bangun pagi- pagi untuk mengurus sapi piaraan, sebelum berangkat ke sekolah -- dengan berjalan kaki sejauh 7 km. Mereka hidup dari penjualan kue ibunya.
Atas jerih payah ibunya, Ciputra berhasil masuk ke ITB dan memilih Jurusan Arsitektur. Pada tingkat IV, ia, bersama dua temannya, mendirikan usaha konsultan arsitektur bangunan -- berkantor di sebuah garasi. Saat itu, ia sudah menikahi Dian Sumeler, yang dikenalnya ketika masih sekolah SMA di Manado. Setelah Ciputra meraih gelar insinyur, 1960, mereka pindah ke Jakarta, tepatnya di Kebayoran Baru. ''Kami belum punya rumah. Kami berpindah-pindah dari losmen ke losmen,'' tutur Nyonya Dian, ibu empat anak. Tetapi dari sinilah awal sukses Ciputra.
Pada tahun 1997 terjadilah krisis ekonomi. Krisis tersebut menimpa tiga group yang dipimpin Ciputra: Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group. Namun dengan prinsip hidup yang kuat Ciputra mampu melewati masa itu dengan baik.
Ciputra selalu berprinsip bahwa jika kita bekerja keras dan berbuat dengan benar, Tuhan pasti buka jalan. Dan banyak mukjizat terjadi, seperti adanya kebijakan moneter dari pemerintah, diskon bunga dari beberapa bank sehingga ia mendapat kesempatan untuk merestrukturisasi utang-utangnya. Akhirnya ketiga group tersebut dapat bangkit kembali dan kini Group Ciputra telah mampu melakukan ekspansi usaha di dalam dan ke luar negeri.
Ciputra telah sukses melampaui semua orde; orde lama, orde baru, maupun orde reformasi. Dia sukses membawa perusahaan daerah maju, membawa perusahaan sesama koleganya maju, dan akhirnya juga membawa perusahaan keluarganya sendiri maju. Dia sukses menjadi contoh kehidupan sebagai seorang manusia. Memang, dia tidak menjadi konglomerat nomor satu atau nomor dua di Indonesia, tapi dia adalah yang TERBAIK di bidangnya: realestate.
Pada usianya yang ke-75, ketika akhirnya dia harus memikirkan pengabdian masyarakat apa yang akan ia kembangkan, dia memilih bidang pendidikan. Kemudian didirikanlah sekolah dan universitas Ciputra. Bukan sekolah biasa. Sekolah ini menitikberatkan pada enterpreneurship. Dengan sekolah kewirausahaan ini Ciputra ingin menyiapkan bangsa Indonesia menjadi bangsa pengusaha.
Pengusaha propertiIr Ciputra, optimistis persoalan pengangguran dan kemiskinan di Tanah Air bisa diatasi, salah satunya dengan memperbanyak entrepreneur.
Strategi tersebut terbukti berhasil mengatasi krisis pengangguran yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 1965-1985. "Tahun 1965-1985 tercipta lapangan kerja terbesar yang tidak pernah terjadi dalam sejarah AS. Itu terjadi karena munculnya entrepreneur," kata pengusaha yang banyak telah lama berkecimpung di dunia properti tersebut usai menemui Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sofyan Djalil di kantor Kementerian, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta.
Ciputra berkisah, pascaperang dunia kedua, Amerika Serikat (AS) mengalami krisis pengangguran sangat besar akibat gejala ledakan jumlah penduduk (baby boomer).
Melalui tangan ahli Peter Draker dan pemerintah AS, sejumlah penduduk AS kala itu mendapat pendidikan menjadi seorang entrepreneur. Hasilnya, selama dua dekade mulai tahun 1965-1985, AS bisa membuka lapangan kerja yang cukup besar bahkan tidak pernah terbayangkan sebelumnya.
"Pada masa krisis sekarang ini, Peter Draker mengatakan krisis di AD akan segera berakhir karena AS negara entrepreneur. Orang yang dipecat dari dunia keuangan akan menjadi entrepreneur dan menciptakan perusahaan sehingga ada lapangan kerja baru," kata Ciputra.
Kembali pada persoalan di Indonesia, pria yang mulai merambah dunia pendidikan dengan mendirikan Universias Ciputra tersebut menilai, sebagai negara yang ketinggalan, entrepreneur adalah salah satu cara yang paling unggul untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan.
"Pak Menteri setuju untuk menciptakan lapangan kerja di Indonesia (bisa dilakukan) kalau ada enterpreneur yang berhasil menciptakan lapangan kerja," ujar Ciputra.
Sumber : .produkanda.com
Kisah Kenek Supir Meraih Kesuksesan Besar. Nusa Dua Restaurant berdiri di sudut Dean Street 11, Soho, di jantung ibu kota Inggris itu. Bangunan tiga lantai ini satu-satunya restoran Indonesia di kawasan belanja dan tempat nongkrong anak-anak muda itu. "Sejak Presiden Barack Obama datang ke Indonesia, menu favorit di sini nasi goreng," kata Daus.
Selain itu, ada banyak makanan khas Indonesia di daftar menu: ayam kremes, sayur asem, sambal terasi, tahu isi, soto ayam, tempe, dan kerupuk udang. Saya makan di sana ketika restoran masih tutup menjelang sore. Tapi, di depan pintu, pelanggan dari pelbagai ras yang akan makan malam sudah antre mengular.
Resto ini adalah buah kerja keras Daus selama 20 tahun. Ia tiba di London pada akhir 1981 dengan tiket pesawat yang dikirim saudaranya, sopir di Kedutaan Besar Indonesia di London. Daus nekat berangkat ke Inggris karena penghasilan sebagai kondektur angkutan kota Kampung Melayu-Bekasi tak menentu.
Mendarat di Bandar Udara Heathrow yang sibuk, lulusan SMA 1 Indramayu ini termangu dua jam. Ia tak tahu jalan keluar. Ia amati setiap penumpang. Asumsinya, orang yang kusut pasti baru mendarat setelah penerbangan yang jauh. Ia ikuti mereka menyeret koper. "Saat itu saya baru tahu arti ''exit'' itu keluar," katanya, terbahak.
Daus lalu bekerja di restoran Indonesia sebagai pencuci piring. Tapi resto ini tak berumur lama. Pemiliknya ketahuan mengakali pajak. Pemerintah mengambil alih dan menjualnya. Pembelinya adalah tukang masak asal Malaysia. Resto itu kini jadi rumah makan Asia yang tukang masaknya adalah pemilik lama, bekas majikan Daus.
Seorang pengusaha Singapura kemudian mendirikan Nusa Dua Restaurant. Daus diajak bergabung dan naik pangkat jadi chef. Tapi perkongsian ini hanya bertahan tiga tahun. Pengusaha itu tak sanggup membayar cicilan modal. Royal Bank of Scotland (RBS) menyitanya. Daus kelimpungan tak punya pekerjaan.
Pada 1991 ia sudah menikahi Usya Suharjono, perempuan manis yang tengah kuliah kesekretariatan di London. Ayah Usya adalah wartawan radio BBC seksi Indonesia. Ia mengikuti orang tuanya ke London setelah lulus SMA 2 Jakarta Pusat pada 1983. Daus punya ide mengambil alih Nusa Dua.
Usya maju sebagai negosiator dengan bank karena ia fasih berbahasa Inggris. Daus hingga kini masih gagap. Kepada tiga anaknya, ia berbicara dalam bahasa Indonesia, tapi dijawab dalam bahasa Inggris. Usya membujuk bahwa resto itu merugikan RBS karena tak mendatangkan untung, sementara pajak tetap harus dibayar.
Daus meyakinkan mereka akan mengelola rumah makan dengan jaminan membayar cicilan 1.000 pound tiap bulan tepat waktu. ”Jika tahun pertama pembayaran tak jelas, bank silakan ambil alih lagi,” katanya. Deal. RBS ternyata setuju.
Sejak itu, Daus yang pegang kendali. Ia belanja, ia memasak, ia pula yang melayani pembeli. Karena makanan racikannya enak, pelanggan lama kembali, dan pembeli baru berdatangan. Restorannya mulai untung dengan omzet 10 ribu pon (Rp 140 juta) setiap pekan. Dalam waktu enam tahun, utang 100 ribu pound lunas.
Tabungannya mulai kembung. Daus membeli sebuah rumah seluas 300 meter persegi seharga Rp 5,2 miliar di sudut jalan dekat sekolah anaknya. Rumah sembilan kamar itu kini disewakan kepada pelancong asal Indonesia dengan tarif 19,5 pound semalam. Meski tak ada papan nama, orang tahu rumah bata merah di sudut jalan kompleks elite Colindale itu ”Wisma Indonesia”.
Daus-Usya tinggal tak jauh dari situ. Tiga mobil nangkring di garasi. Semuanya Mercedes yang harga satu unitnya rata-rata Rp 1,4 miliar. Daus kerap bolak-balik London-Bekasi untuk menengok keluarga besarnya di Jatiasih.
Setelah semua pencapaian ini, Daus hanya punya satu cita-cita: pulang kampung setelah anak-anaknya mandiri dan membuat taman pendidikan agama untuk anak-anak miskin.
Sumber : tempo.co
Pensiun Jadi Preman, Meraih Kesukses Berjualan Burger. Made Ngurah Bagiana adala seorang pekerja keras yang low profil. yang selalu menganggap dirinya bukan siapa-siapa. Kesuksesan yang telah diraihnya tetap membawa dirinya dalam kesederhanaan.
Orang tua memberi saya nama Made Ngurah Bagiana. Saya lahir pada 12 April 1956 sebagai anak keenam dari 12 bersaudara. Sejak kecil, saya terbiasa ditempa bekerja keras. Malah kalau dipikir-pikir, sejak kecil pula saya sudah jadi pengusaha. Bayangkan, tiap pergi ke sekolah, tak pernah saya diberi uang jajan. Kalau mau punya uang, ya saya harus ke kebun dulu mencari daun pisang, saya potong-potong, lalu dijual ke pasar.
Menjelang hari raya, saya pun tak pernah mendapat jatah baju baru. Biasanya, beberapa bulan sebelumnya saya memelihara anak ayam. Kalau sudah cukup besar, saya jual. Uangnya untuk beli baju baru. Lalu, sekitar usia 10 tahun, saya harus bisa memasak sendiri. Jadi, kalau mau makan, Ibu cukup memberi segenggam beras dan lauk mentah untuk saya olah sendiri.
PENSIUN JADI PREMAN
Begitulah, hidup saya bergulir hingga menamatkan STM bangunan tahun 1975. Bosan di Bali, saya pun merantau ke Jakarta tanpa tujuan. Saya menumpang di kontrakan kakak saya di Utan Kayu. Untuk mengisi perut, saya sempat menjadi tukang cuci pakaian, kuli bangunan, dan kondektur bis PPD.
Kerasnya kehidupan Jakarta, tak urung menjebloskan saya pada kehidupan preman. Bermodal rambut gondrong dan tampang sangar, ada-ada saja ulah yang saya perbuat. Paling sering kalau naik bis kota tidak bayar, tapi minta uang kembalian. (Sambil berkisah, Made terbahak tiap mengingat pengalaman masa lalunya. Berulang kali ia menggeleng, lalu membenarkan letak kacamatanya).
Toh, akhirnya saya pensiun jadi preman. Gantinya, saya berjualan telur. Saya beli satu peti telur di pasar, lalu diecer ke pedagang-pedagang bubur. Ternyata, usaha saya mandeg. Saya pun beralih menjadi sopir omprengan. Bentuknya bukan seperti angkot ataupun mikrolet zaman sekarang, masih berupa pick-up yang belakangnya dikasih terpal. Saya menjalani rute Kampung Melayu – Pulogadung – Cililitan.
Tahun 1985, saya pulang ke kampung halaman. Pada 25 Desember tahun itu, saya menikah dengan perempuan sedaerah, Made Arsani Dewi. Oleh karena cinta kami bertaut di Jakarta, kami memutuskan kembali ke Ibu Kota untuk mengadu nasib. Kami membeli rumah mungil di daerah Pondok Kelapa. Waktu itu saya bisnis mobil omprengan. Awalnya berjalan lancar, tapi karena deflasi melanda tahun 1986-an, saya pun jatuh bangkrut. Kerugian makin membengkak. Saya harus menjual rumah dan mobil. Lalu, saya hidup mengontrak.
NYARIS TERSAMBAR PETIR
Titik cerah muncul di tahun 1990. Saya pindah ke Perumnas Klender. Tanpa sengaja, saya melihat orang berjualan burger. Saya pikir, tak ada salahnya mencoba. Saya nekad meminjam uang ke bank, tapi tak juga diluluskan. Akhirnya saya kesal dan malah meminjam Rp 1,5 juta ke teman untuk membeli dua buah gerobak dan kompor.
Bahan-bahan pembuatan burger, seperti roti, sayur, daging, saus, dan mentega, saya ecer di berbagai tempat. Dibantu seorang teman, saya menjual burger dengan cara berkeliling mengayuh gerobak. Burger dagangannya saya labeli Lovina, sesuai nama pantai di Bali yang sangat indah.
Banyak suka dan duka yang saya alami. Susahnya kalau hujan turun, saya tak bisa jalan. Roti tak laku, Akhirnya, ya, dimakan sendiri. Masih untung karena istri saya bekerja, setidaknya dapur kami masih bisa ngebul. Pernah juga gara-gara hujan, saya nyaris disambar petir. Ketika itu saya tengah memetik selada segar di kebun di Pulogadung. Tiba-tiba hujan turun diiringi petir besar. Saya jatuh telungkup hingga baju belepotan tanah. Rasanya miris sekali.
Di awal-awal saya jualan, tak jarang tak ada satu pun pembeli yang menghampiri, padahal seharian saya mengayuh gerobak. Mereka mungkin berpikir, burger itu pasti mahal. Padahal, sebenarnya tidak. Saya hanya mematok harga Rp 1.700 per buah. Baru setelah tahu murah, pembeli mulai ketagihan. Dalam sehari bisa laku lebih dari 20 buah.
Untuk mengembangkan usaha, saya mengajak ibu-ibu rumah tangga berjualan burger di depan rumah atau sekolah. Mereka ambil bahan dari saya dengan harga lebih murah. Sungguh luar biasa, upaya saya berhasil. Dalam dua tahun, gerobak burger saya beranak menjadi lebih dari 40 buah. Saya pun pensiun menjajakan burger berkeliling dan menyerahkan semua pada anak buah.
Tak berhenti sampai di situ, tahun 1996 saya mencoba membuat roti sendiri dan membuat inovasi cita rasa saus. Seminggu berkutat di dapur, hasilnya tak mengecewakan. Saya berhasil menciptakan resep roti dan saus burger bercita rasa lidah orang Indonesia. Rasanya jelas berbeda dengan burger yang dijual di berbagai restoran cepat saji.
Sumber : blogspot.com
Sukses Menjual Makanan Untuk Bayi. Tahun 1999, diusianya yang ke 33 tahun dan dengan dua orang anak yang masih kecil, dia meninggalkan Marks & Spencer untuk membuka jasa konsultasi makanannya sendiri. Akan tetapi, dua bulan kemudian, dia mendapatkan ide besarnnya, yaitu untuk memulai sebuah bisnis yang menjual makanan beku untuk bayi yang disimpan di dalam es sehingga para orang tua bisa menggunakanya sebanyak yang mereka butuhkan.
Dia mengatakan: 'Saat aku mempunyai anak pertama, aku memasak cukup banyak makanan untuknya dan membekukan sisanya di dalam es seperti yang disarankan di dalam majalah. Tapi aku menemukan bahwa secara keseluruhan, prosesnya cukup merepotkan. Saat libur, aku benar-benar ingin menghabiskan waktu untuk bermain dengan anak ku dan bertemu dengan ibu-ibu lainnya, dari pada harus memasak selama berjam-jam, menyaringnya, dan membekukannya di dalam es.'
Tugas untuk memasak ini jadi semakin berat saat dia mempunyai anak kedua. Dia mengatakan: 'Saat aku mempunyai anak yang ke dua, Jack, dia tidak pernah merasakan makanan buatan rumah karena waktu itu aku juga punya balita dan harus kembali bekerja. Aku ingin memberikan makanan yang sehat pada anak-anak ku, tapi aku juga tidak ingin jadi terlalu kerepotan saat melakukannya. Dan kupikir pasti ada sesuatu yang lebih baik untuk bayi dibanding makanan kaleng.'
Akan tetapi, sebelum Preston bisa mulai menjalankan rencana, dunianya terasa hancur. Rumah tangganya berada dalam situasi pertentangan sehingga dia dan anak-anaknya harus pergi dan tinggal disebuah rumah sewaan. Dan empat bulan kemudian, dia diagnosa mempunyai kanker kulit setelah menemukan sebuah tahi lalat di pahanya.
Semua pemikirannya mengenai idenya untuk memulai bisnis jadi hilang saat dia mulai menjalani perawatan dan mencoba menyatukan kembali kehidupannya. Untunglah dua tahun kemudian keadaan mulai tampak menjanjikan. Dia mendapat partner baru dan memutuskan bahwa ide besarnya mungkin cukup berharga untuk dicoba.
Dia mengatakan: 'Ide tersebut sepertinya tampak jelas bagi ku. Tapi aku tidak mengerti kenapa belum pernah ada orang yang melakukannya.'
Partnernya setuju untuk membayar biaya sewa rumah sementara dia memulai bisnis makanan bayinya. Jadi, sejak saat itu, Preston meninggalkan jasa konsultasinya dan mulai mengerjakan bisnisnya.
Dia mengatakan: 'Aku rasa aku tidak rugi apa-apa. Dari hari pertama aku punya ambisi yang sangat besar. Aku memutuskan bahwa aku tidak ingin membuat sendiri produk tersebut dirumah dan mensupply-nya ke toko-toko lokal. Aku ingin membuat sebuah merek sehingga aku bisa menjualnya keseluruh retail dan bisa mendistribusikannya dalam skala nasional.'
Dia mulai membuat berbagai resep di dapurnya untuk bayi yang berusia 4 sampai 12 bulan, berdasarkan makanan yang disukai oleh anak-anaknya. Dia mengatakan: 'Aku memberikan makanan tersebut pada para ibu di gerbang sekolah untuk mencobanya dan mengatakan: "Maukah anda mencoba ini?" Bisnis itu aku jalankan secara tradisional, tidak ada research pasar atau panel konsumen.'
Kemudian dia menemukan sebuah pabrik di Leicester yang setuju untuk membuatkan makanan tersebut untuknya. Sama seperti yang dia bayangkan sebelumnya, makanan tersebut dibekukan di dalam es sehingga para orang tua bisa menggunakan sebanyak atau sesedikit yang mereka butuhkan untuk bayinya.
Tapi sayang, dia tidak cukup beruntung untuk membuat bank mau meminjamkan uang padanya. Dia mengatakan: 'Setiap bank mengatakan bahwa ide tersebut sangat jelas sehingga mereka tidak mengerti kenapa orang belum pernah ada yang melakukannya, dan karena itulah pasti ada alasan kenapa belum ada orang yang mau melakukannya. Tapi menurut ku ide yang paling jelas sekalipun adalah sebuah ide yang bagus dan anda tidak harus malu untuk memanfaatkannya hanya karena ide tersebut sudah sangat jelas. Anda tidak harus mencari dan membuat sesuatu yang baru, semua ide bagus sudah ada di luar sana.'
Jadi, dia menggadaikan kembali rumahnya untuk mendapatkan pinjaman sebanyak £55,000 yang dia perlukan untuk memulai bisnis dari awal, dan menyewa sebuah perusahaan design untuk membuatkan merek bagi produknya. Hasilnya adalah Babylicious dan dalam beberapa minggu saja, supermarket chain Waitrose sudah setuju untuk menstocknya di 27 tokonya, dengan syarat bahwa Preston akan mengirimkan sendiri produknya ke toko-toko tersebut. Tanpa merasa gentar, Preston berjanji untuk membawa sendiri van freezer seberat 1,5 ton.
Tapi sebelum Preston bisa mulai mensupply ke toko-toko, bisnisnya mengalami hambatan utama. Saat dia mencoba untuk mendaftarkan nama merek dagang Babylicious, dia menemukan bahwa seeorang telah mendahuluinya. Dengan ancaman untuk ligitasi yang meningkat, Preston tidak punya pilihan lain selain mengubahnya menjadi Tastylicious. Dia mengatakan: 'Bukan cuma paketnya yang harus kami ubah, tapi semuanya, mulai dari kop surat, website, materi marketing, semuanya.'
Akan tetapi, Preton tidak akan menyerah tanpa melakukan perlawanan. Dia mengatakan: 'Aku tidak siap untuk menerima bahwa secara tiba-tiba ada orang lain, yang entah dari mana, datang dan mengambil ide ku. Itu pasti bukan suatu kebetulan.'
Dia memutuskan untuk melakukan kontest aplikasi dan dalam prosesnya, dia menemukan bahwa itu ternyata telah dilakukan oleh seorang wanita yang dia kenal. Enam bulan kemudian, pengadilan memutuskan bahwa aplikasi dari rivalnya tersebut dibuat dengan niat yang buruk. Preston diijinkan untuk kembali menggunakan nama Babylicious dan mengubah lagi semuanya. Akan tetapi, total biaya yang diperlukan untuk melakukan rebranding adalah sebesar £30,000.
Dan masalah yang masih harus dia hadapi belum juga berakhir. Di tahun 2002, wanita yang sama mulai menghubungi rekan-rekan bisnis Preston dan menyebarkan fitnah mengenai perusahaannya, yang mengatakan bahwa perusahaan tersebut sedang diselidiki.
Preston menyadari bahwa ada sesuatu yang terjadi saat orang-orang mulai membatalkan meeting dan iklan-iklannya. Dia menyeret wanita tersebut ke pengadilan dan berakhir harus membayar £10,000 kepada pengacara sebelum akhirnya membatalkan kasus.
Dia mengatakan: 'Aku di nasehati oleh pengacara ku untuk mengambil hikmah dan mengakhiri semuanya. Itu adalah hal yang sulit untuk dilakukan, tapi aku harus fokus pada bisnis.' Dia akhirnya harus berhutang sebanyak £25,000 pada orang tuanya agar bisa mempertahankan bisnisnya.
Preston juga harus menghadapi perdebatan saat meminta retailer untuk memasang freezers di bagian bayi di setiap toko untuk produknya dan bukan cuma menempatkannya di bagian freezer.
Tapi untunglah, sejak tahun 2003, hal-hal mulai berubah. Babylicious berhasil memenangkan beberapa penghargaan di bidang industri dan banyak menerima publisitas saat pers mengetahui bahwa Victoria Beckham memberikan makanan tersebut pada anaknya, Romeo.
Enam tahun yang lalu, Preston mendapat tambahan modal sebesar £1 juta dari seorang investor dengan imbalan berupa 25 persen kepemilikan saham. Di tahun 2009, Preston meluncurkan snack untuk balita dan menyebutnya Kiddilicious. Produk dari perusahaanya di stock oleh supermarket-supermarket utama termasuk Waitrose, dan pada tahun 2010 mempunyai omzet senilai £4.5 juta.
Berbeda dengan sebagian pengusaha lain, Sally Preston mengatakan bahwa dia cuma punya satu ide untuk memulai bisnis, yaitu ide ini. Dia mengatakan: 'Aku cuma punya ide ini dan melakukannya. Hanya ide ini yang aku punya. Kupikir, aku bisa melakukannya.'
Meski harus mengalami berbagai hambatan selama beberapa tahun terakhir, dia mengatakan bahwa idenya layak untuk diperjuangkan. Dia mengatakan: 'Ini hanyalah sebuah peluang bisnis yang sangat jelas sehingga jika aku tidak melakukannya, maka aku akan menyesal untuk selamanya karena orang lain telah
mengambilnya. Aku ingin membuktikan bahwa aku bisa melakukannya. Dan aku ingin jadi penguasa bagi kehidupan ku sendiri. Aku ingin bisa melakukan apapun yang aku inginkan tanpa perlu lebih dulu minta ijin pada orang lain.'
Sumber : blogspot.com
Tugas untuk memasak ini jadi semakin berat saat dia mempunyai anak kedua. Dia mengatakan: 'Saat aku mempunyai anak yang ke dua, Jack, dia tidak pernah merasakan makanan buatan rumah karena waktu itu aku juga punya balita dan harus kembali bekerja. Aku ingin memberikan makanan yang sehat pada anak-anak ku, tapi aku juga tidak ingin jadi terlalu kerepotan saat melakukannya. Dan kupikir pasti ada sesuatu yang lebih baik untuk bayi dibanding makanan kaleng.'
Akan tetapi, sebelum Preston bisa mulai menjalankan rencana, dunianya terasa hancur. Rumah tangganya berada dalam situasi pertentangan sehingga dia dan anak-anaknya harus pergi dan tinggal disebuah rumah sewaan. Dan empat bulan kemudian, dia diagnosa mempunyai kanker kulit setelah menemukan sebuah tahi lalat di pahanya.
Semua pemikirannya mengenai idenya untuk memulai bisnis jadi hilang saat dia mulai menjalani perawatan dan mencoba menyatukan kembali kehidupannya. Untunglah dua tahun kemudian keadaan mulai tampak menjanjikan. Dia mendapat partner baru dan memutuskan bahwa ide besarnya mungkin cukup berharga untuk dicoba.
Dia mengatakan: 'Ide tersebut sepertinya tampak jelas bagi ku. Tapi aku tidak mengerti kenapa belum pernah ada orang yang melakukannya.'
Partnernya setuju untuk membayar biaya sewa rumah sementara dia memulai bisnis makanan bayinya. Jadi, sejak saat itu, Preston meninggalkan jasa konsultasinya dan mulai mengerjakan bisnisnya.
Dia mengatakan: 'Aku rasa aku tidak rugi apa-apa. Dari hari pertama aku punya ambisi yang sangat besar. Aku memutuskan bahwa aku tidak ingin membuat sendiri produk tersebut dirumah dan mensupply-nya ke toko-toko lokal. Aku ingin membuat sebuah merek sehingga aku bisa menjualnya keseluruh retail dan bisa mendistribusikannya dalam skala nasional.'
Dia mulai membuat berbagai resep di dapurnya untuk bayi yang berusia 4 sampai 12 bulan, berdasarkan makanan yang disukai oleh anak-anaknya. Dia mengatakan: 'Aku memberikan makanan tersebut pada para ibu di gerbang sekolah untuk mencobanya dan mengatakan: "Maukah anda mencoba ini?" Bisnis itu aku jalankan secara tradisional, tidak ada research pasar atau panel konsumen.'
Kemudian dia menemukan sebuah pabrik di Leicester yang setuju untuk membuatkan makanan tersebut untuknya. Sama seperti yang dia bayangkan sebelumnya, makanan tersebut dibekukan di dalam es sehingga para orang tua bisa menggunakan sebanyak atau sesedikit yang mereka butuhkan untuk bayinya.
Tapi sayang, dia tidak cukup beruntung untuk membuat bank mau meminjamkan uang padanya. Dia mengatakan: 'Setiap bank mengatakan bahwa ide tersebut sangat jelas sehingga mereka tidak mengerti kenapa orang belum pernah ada yang melakukannya, dan karena itulah pasti ada alasan kenapa belum ada orang yang mau melakukannya. Tapi menurut ku ide yang paling jelas sekalipun adalah sebuah ide yang bagus dan anda tidak harus malu untuk memanfaatkannya hanya karena ide tersebut sudah sangat jelas. Anda tidak harus mencari dan membuat sesuatu yang baru, semua ide bagus sudah ada di luar sana.'
Jadi, dia menggadaikan kembali rumahnya untuk mendapatkan pinjaman sebanyak £55,000 yang dia perlukan untuk memulai bisnis dari awal, dan menyewa sebuah perusahaan design untuk membuatkan merek bagi produknya. Hasilnya adalah Babylicious dan dalam beberapa minggu saja, supermarket chain Waitrose sudah setuju untuk menstocknya di 27 tokonya, dengan syarat bahwa Preston akan mengirimkan sendiri produknya ke toko-toko tersebut. Tanpa merasa gentar, Preston berjanji untuk membawa sendiri van freezer seberat 1,5 ton.
Tapi sebelum Preston bisa mulai mensupply ke toko-toko, bisnisnya mengalami hambatan utama. Saat dia mencoba untuk mendaftarkan nama merek dagang Babylicious, dia menemukan bahwa seeorang telah mendahuluinya. Dengan ancaman untuk ligitasi yang meningkat, Preston tidak punya pilihan lain selain mengubahnya menjadi Tastylicious. Dia mengatakan: 'Bukan cuma paketnya yang harus kami ubah, tapi semuanya, mulai dari kop surat, website, materi marketing, semuanya.'
Akan tetapi, Preton tidak akan menyerah tanpa melakukan perlawanan. Dia mengatakan: 'Aku tidak siap untuk menerima bahwa secara tiba-tiba ada orang lain, yang entah dari mana, datang dan mengambil ide ku. Itu pasti bukan suatu kebetulan.'
Dia memutuskan untuk melakukan kontest aplikasi dan dalam prosesnya, dia menemukan bahwa itu ternyata telah dilakukan oleh seorang wanita yang dia kenal. Enam bulan kemudian, pengadilan memutuskan bahwa aplikasi dari rivalnya tersebut dibuat dengan niat yang buruk. Preston diijinkan untuk kembali menggunakan nama Babylicious dan mengubah lagi semuanya. Akan tetapi, total biaya yang diperlukan untuk melakukan rebranding adalah sebesar £30,000.
Dan masalah yang masih harus dia hadapi belum juga berakhir. Di tahun 2002, wanita yang sama mulai menghubungi rekan-rekan bisnis Preston dan menyebarkan fitnah mengenai perusahaannya, yang mengatakan bahwa perusahaan tersebut sedang diselidiki.
Preston menyadari bahwa ada sesuatu yang terjadi saat orang-orang mulai membatalkan meeting dan iklan-iklannya. Dia menyeret wanita tersebut ke pengadilan dan berakhir harus membayar £10,000 kepada pengacara sebelum akhirnya membatalkan kasus.
Dia mengatakan: 'Aku di nasehati oleh pengacara ku untuk mengambil hikmah dan mengakhiri semuanya. Itu adalah hal yang sulit untuk dilakukan, tapi aku harus fokus pada bisnis.' Dia akhirnya harus berhutang sebanyak £25,000 pada orang tuanya agar bisa mempertahankan bisnisnya.
Preston juga harus menghadapi perdebatan saat meminta retailer untuk memasang freezers di bagian bayi di setiap toko untuk produknya dan bukan cuma menempatkannya di bagian freezer.
Tapi untunglah, sejak tahun 2003, hal-hal mulai berubah. Babylicious berhasil memenangkan beberapa penghargaan di bidang industri dan banyak menerima publisitas saat pers mengetahui bahwa Victoria Beckham memberikan makanan tersebut pada anaknya, Romeo.
Enam tahun yang lalu, Preston mendapat tambahan modal sebesar £1 juta dari seorang investor dengan imbalan berupa 25 persen kepemilikan saham. Di tahun 2009, Preston meluncurkan snack untuk balita dan menyebutnya Kiddilicious. Produk dari perusahaanya di stock oleh supermarket-supermarket utama termasuk Waitrose, dan pada tahun 2010 mempunyai omzet senilai £4.5 juta.
Berbeda dengan sebagian pengusaha lain, Sally Preston mengatakan bahwa dia cuma punya satu ide untuk memulai bisnis, yaitu ide ini. Dia mengatakan: 'Aku cuma punya ide ini dan melakukannya. Hanya ide ini yang aku punya. Kupikir, aku bisa melakukannya.'
Meski harus mengalami berbagai hambatan selama beberapa tahun terakhir, dia mengatakan bahwa idenya layak untuk diperjuangkan. Dia mengatakan: 'Ini hanyalah sebuah peluang bisnis yang sangat jelas sehingga jika aku tidak melakukannya, maka aku akan menyesal untuk selamanya karena orang lain telah
mengambilnya. Aku ingin membuktikan bahwa aku bisa melakukannya. Dan aku ingin jadi penguasa bagi kehidupan ku sendiri. Aku ingin bisa melakukan apapun yang aku inginkan tanpa perlu lebih dulu minta ijin pada orang lain.'
Sumber : blogspot.com
Obsesi yang Besar Sangat Berpengaruh pada Kesuksesan. Santri jebolan pondok pesantren ini berhasil mengembangkan usaha roti hingga produksinya bisa meludeskan 150 bal tepung terigu sehari. Dia masih menyimpan sebuah obsesi besar.
Untuk ukuran pengusaha roti skala kecil menengah (UKM), prestasi Reza Malik memang luar biasa. Lihat saja volume produksinya, yang menghabiskan tepung terigu sampai 150 bal sehari. Dengan merek Riz-Qy, roti produk Reza dipasarkan melalui 14 unit armada mobil, 50 unit gerobak becak, dan 50 orang pedagang pikulan. Di samping itu, Reza masih memiliki tiga buah toko roti. Dilihat dari sarana pemasarannya, jelas, Reza membidik konsumen kelas bawah, menengah sampai atas sekaligus.
"Khusus yang pikulan, saya anggap perlu agar bisa menyasar daerah pemukiman yang sulit dijangkau kendaraan," ujar Reza, "Sedangkan yang dijajakan di toko, adalah roti kualitas bakery, untuk kalangan menengah ke atas." Pria berusia 45 tahun itu, berniat mengembangkan toko rotinya, dengan sistem waralaba.
Reza Malik memulai usaha roti pada 1982, dengan modal Rp 10 juta. "Ketika itu, terus terang saja, pengetahuan saya tentang roti, nol," akunya. Usaha Reza mulai berkembang, ketika —pada 1984— mengikuti pelatihan pembuatan roti di baking school bogasari selama 2 minggu. "Dari situ, saya bisa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan membuat roti yang baik," ujarnya.
Agar selalu bisa mengikuti selera konsumen, Reza melakukan observasi secara periodik. "Ya, observasinya sederhana saja. Yang penting, kita tahu apa maunya konsumen," jelasnya, "Intinya, kita harus tanggap dan cepat menyesuaikan diri dengan perubahan selera konsumen."
Dalam rangka itulah, Reza tak pernah bosan mencari pengetahuan baru soal pembuatan roti. Misalnya, dia tak sungkan-sungkan mendatangi karyawan bahkan pemilik bakery terkemuka di Jakarta, untuk mengintip rahasia pembuatan roti mereka. Buku-buku tentang roti pun, menjadi objek pemburuannya.
Reza, seorang santri jebolan Pesantren Gontor, Jawa Timur tahun 1978, memang memiliki jiwa wirausaha yang luar biasa. Di samping roti, dia juga berhasil mengembangkan sebuah toko grosir. Toko bernama "Haji Malik" yang di daerah Jatinegara, Jakarta Timur, sudah sangat terkenal itu, juga berperan sebagai distributor tepung terigu, dengan volume penjualan sekitar 15 ribu bal per bulan.
Reza juga memiliki perusahaan yang bergerak dalam bidang penyaluran tenaga kerja ke luar negeri. "Tapi, yang paling saya nikmati, ya, bisnis roti ini," katanya.
Menurut Reza, usaha roti bisa mendatangkan kepuasan tersendiri, terutama karena bisa memberikan manfaat pada banyak orang. Karena itu, selama menjalankan usahanya, Reza terus memendam sebuah obsesi besar: mendirikan baking school di daerah Jakarta Timur. "Dengan merangkul teman-teman sesama pengusaha roti, mudah-mudahan pada 2003 nanti rencana itu bisa terwujud," tekadnya.
Reza yakin, keberadaan baking school akan sangat membantu calon-calon pengusaha makanan berbasis tepung, atau pengusaha yang mau mengembangkan usahanya. Pasalnya dia sendiri merasa, perkembangan usahanya sangat ditopang oleh peningkatan keterampilan dan pengetahuan di bidang pembuatan roti.
Sumber : muslim.com
Sukses dengan Bisnis Cemilan Ubi Ungu Shasa. Gara-gara uang kiriman sering tersendat, ketika masih kuliah di IAIN Sunan Kalijaga, Muhammad Luthfi Yuniarto (39) harus pontang panting mencari uang. Di pilihnya sektor kerajinan. Pertimbangannya, modal ringan, prospek pasar saat itu bagus. Tahun 1996, Luthfi menjadi perajin bubut kayu.
Perlahan, usahanya berkembang. Menembus beberapa supermarket besar. Sayang, di tengah usaha yang sedang mekar, 1998 terjadi kerusuhan besar di Solo. Beberapa supermarket di Solo dibakar massa ketika terjadi demonstrasi reformasi.
Padahal, sebagian besar dgangan Luthfi beredar dipusat-pusat perbelanjaan Solo. “Kerugian lumayan besar, karena hampir semua produk saya konsentrasikan di Solo, ung ungkap Lutfi.
Peristiwa itu nyaris membuat pria asli Cepu ini fristaso/ Imtimg;aj. Rasa tanggung jawab menafkahi keluarga membuatnya bangkit lagi. Suami dari Almuna Fasah Asyarifah (Ifah), bangkit dan kembali memilih barang kerajinan.
Dia memproduksi kain tenun ATM dipadu batik. Inovasinya itu menarik konsumen. Order semakin membanjir di rumahnya, Bedukan Pleret Bantul.
Lagi-lagi nasib berkata lain. Saat usahanya sedang tumbuh, gempa besar menghantam Bantul, mei 2006. Usahanya berantakan. Aset dan alat-alat produknya hancur. Musibah besar itu tak lantas membuatnya patang semangat. Apapun yang terjadi, roda perekonomian keluarga harus jalan. Setelah melakukan sederetan pengamatan pasar, diputuskan alih haluan. Bisnis kuliner, membuat cake dan brownies. Ternyata Lutfi memang bertangan dingin, buktinya sejak tahun 2007 buka usaha sebagai bentuk aksi bangkit pasca gempa. Kini usahanya berkembang pesat.
“Istri saya paling rajin mengumpulkan resep. Mungkin ada ribuan resep makanan yang disimpannya. Nah, untuk memulai usaha kuliner kita buka semua resep itu. Dan kita temukan beberapa yang bisa dicobakan. Jadilah kita bermain di roti basah untuk harian dan roti kering ketika menjelang Idul Fitri,” ungkap Lutfi yang ditemani Ifah.
Apalagis etelah menemukan formula bernama “egg roll” ubi ungu 6 bulan silam. Cemilan ini lantas menjadi produk andalan mereka yang dibereri brand Shasa.
Proses penemuan resep tersebut melalui serangkaian ujicoba. Butuh waktu selama seminggu dan biaya tidak sedikut untuk mendapatkan resep istimewa ini. Kalau egg roll yang biasa disebut roti semprong itu pada umumnya berbahan terigu dan tepung sagu. Tapi Lutfi dan Ifah menggunakan ubi ungu. Jadi, warnanya juga berbeda.
Roti semprong buatan Luthfi dominan rasa ubi ungunya. Demikian pula tekstur ubi, sangat terlihat. Sehingga cemilan ini mengandung banyak nutrisi dan baik untuk kesehatan.
“Ada ide, bikin makanan khas Yogya yang belum ada di pasaran. Kami mencoba dengan ubi ungu. Ternyata, membuat semprong dari ubi ungu sangat sulit. Formulanya baru ketemu setelah seminggu penuh melakukan eksperimen,” katanya. Untuk meyakinkan kalau egg roll ubi ungu ini murni kreasi mereka, Luthfi pernah menjelajahi dunia maya. Mencari egg roll ubi ungu. Ternyata belum ada datanya.
Setelah yakin itu murni inovasinya, lalu mereka berani mempublikasikan dan memproduksi secara besar-besaran. Kini dengan dibantu oleh 14 orang karyawan setiap harinya, mereka mampu memproduksi sebanyak 300 pack “egg roll” ubi ungu dengan omset setiap bulannya Rp. 80 juta.
“Meskipun pasaran sudah mapan, tapi kami tidak meninggalkan roti basah dan roti kering. Setiap kali ada pesanan, kami siap melayani. Dan ternyata permintaan pesanan roti semacam itu tetap saja ada,” ungkap Ifah yang menjadi koki utama dlaam pembuatan adonan egg roll ubi ungu.
Meskipun produk egg roll ubi ungu baru melangkah enam bulan, tetapi permintaan pasar begitu besar. Meskipun tidak melakukan cara pemasaran yang canggih, hanya melalui dari mulut ke mulut (gethok tular) ternyata egg roll ubi ungu mampu menembus pasar hingga beberapa kota besar di Jawa, seperti Jakarta, bandung, Bogor, Surabaya, Solo, Purwokerto bahkan sampai ke Lombok, Bontang, Samarinda dan Bali.
Untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin besar, dibutuhkan ubi ungu yang lebih banyak lagi. Padahal, ubi ungu termausk umbiang langka dan tidak di setiap tempat bisa tumbuh dengan baik. Maka untuk memenuhi kebutuhan ubi ungu, Lutfi mengaku sudah melakukan upaya kerjasama dengan beberapa petani di Bantul melalui dinas pertanian.
Selama ini pasokan ubi ungu didatangkan dari Tawangmangu. Tapi itu masih terasa kurang bahkan untuk mendapatkan ubi ungu, Lutfi pun melakukan hunting ke pasar ketela di Karangkajen.
Soal reesep istimewanya itu, Lutfi mengaku tidak dijadikan rahasia perusahaan. Sebab untuk membuat adonan yang dilakukan oleh Ifah istrinya, boleh dilihat dan bahkan beberapa karyawannya sudah bisa melakukannya. Menurutnya dengan memberikan resep secara terbuka artinya merupakan bagian dari upaya pencerdasan dan membuka peluang lahirnya pelaku usaha baru.
Sumber : shvoong.com
Hobby Melukis dapat Merubah Nasib. Agustus 2008, dengan modal awal yang terbilang kecil yaitu sekira Rp1 juta, Dina mulai mencoba menuangkan ide lukisannya pada media sepatu kanvas.
Bisnis yang baru berkembang memang tidak selalu berjalan mulus. Dirinya sempat mengalami kesulitan dengan stok sepatu polos yang kadang jumlahnya terbatas di pasaran. Dirinya berfikir mengapa tidak memproduksi sendiri sepatu polos tersebut. Bahkan, dengan memproduksi sendiri sepatu polos tersebut dirinya bisa mendesain sendiri sepatunya Sehingga mempunya bentuk dan jenis yang berbeda yang sudah ada di pasaran.
Salah satu cara jitu yang digunakannya untuk memasarkan produknya adalah dengan menggunakan ranah online. Sebulan setelah bisnisnya ini dimulai, Dina menggunakan blog sebagai katalog dalam usahanya. Namun saat ini, karena modal sudah semakin bertambah, dibuatlah situs berbasis web sebagai media untuk memasarkan produknya.
Selain itu, cara lain yang digunakannya agar sepatunya berbeda dengan yang lain adalah dengan model khusus yang diproduksinya sendiri. Karena yang dia tau, saat ini banyak bissis sejenis yang sudah mulai menjamur dipasaran. Namun dirinya yakin, dengan 11 pasang model sepatu yang telah diciptakannya, memiliki perbedaan dan kualitas dengan pengusaha sejenis yang lain.
Saat ini, pendapatannya bisa dibilang sangat lumayan. Dengan omset perbulan mencapai Rp10-22 juta dan sudah mempekerjakan empat orang karyawan, Dina semakin bersemangat untuk terus mengembangkan bisnisnya tersebut. Diantaranya mencoba media lain seperti kaos, tas, chasing handphone, serta yang saat ini sedang dalam tahap uji coba adalah melukis dengan media dompet.
"Sebulan pertama, untungnya hanya Rp2-3 juta. Namun, di bulan kelima, ternyata bisa langsung berkembang pesat, dengan keuntungan hingga Rp20 juta," ungkapnya.
Per-harinya, rata-rata sepatu yang berhasil dijualnya mencapai 50-100 pasang sepatu, dengan pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia dan beberapa negara. Adapun harga per-pasangnya ditawarkan mulai dari Rp110-260 ribu. Untuk Indonesia, peminat terbanyak berasal dari pulau Kalimantan dan Sumatera. Sementara itu, pengiriman juga sudah merambah ke Brunei, Australia, Singapura, dan Bangkok.
"Waktu itu ada yang pesan juga dari Amerika sampai 100 pasang. Saya sudah oke dan menyanggupi. Tapi ternyata ongkos kirim kesana mahal sekali, dua kali lipat dari harga separtu, akhirnya cancel semua," ungkapnya lagi.
Untuk lebih menjaga merk dan keaslian sepatu buatannya, sejak 2010 lalu, Dina telah mendaftarkan "SLIGHT" sebagai brand atas sepatunya di Hak Atas kekayaan Intelektual (HAKI).
Dari bisnis yang menjanjikan ini, mahasiswi semester lima di sebuah perguruan tinggi swasta Jakarta ini mampu mempekerjakan empat orang pegawai. Yang mana pegawainya tersebut di rekrutnya dari tetangga sekitar. Selain itu, bisnis ini tidak lagi membuatnya menggantungkan uang jajan dari orang tuanya.
Dina memberikan tips khusus untuk memulai suatu usaha, yaitu mulailah dengan apa yang kita suka. "Mulai dengan sesuatu sesuatu yang kamu suka, misalnya hobby, diexplore lagi dan buat sesuatu yang berbeda dari produk/jasa yang sudah ada. jangan takut dengan resiko yang belum pasti terjadi, karena jika ada niat pasti semua masalah dalam bisnis bisa terselesaikan. Patikan juga, kita bisa konsultasi kepada orang yang sudah berpengalaman dengan dunia bisnis," ungkapnya.
Dengan motto hidupnya "I can achieve anything I want in life if I have the will" Dina berkeinginan suatu hari nanti bisa semakin memperbesar usahanya, dan memiliki butik sepatu buatannya yang tersebar diseluruh kota di Indonesia. Dan terus menciptakan ide kreatif dan tentunya berbeda dengan yang lain.
Sumber : okezone.com/
Membuat Ayam Bakar Modal Sedikit Hasil Jutaan. Usaha ayam bakar milik Ary ini diberinya nama Ayam Bakar Ciamik (ABC). Ia merintis usaha tersebut dari nol bersama istrinya, Ami. Sejak awal, ia sudah membuat konsep berdagang secara murah: tanpa warung, tanpa pegawai, dan dengan modal tetap sekecil mungkin.
“Saya sengaja tak memakai warung karena terkendala peraturan lingkungan yang tak membolehkan warganya membuka warung atau kios di rumah. Untuk sewa kios di luar kluster, modalnya minimal Rp 4 juta-Rp 5 juta per tahun,” jelas Ary, yang sebelumnya pernah bekerja sebagai analis pemasaran di sebuah Badan Usaha Milik Negara.
Ary tak menyerah oleh keadaan. Kendala itu disiasatinya dengan cara melayani pelanggan dengan pesanan via telepon, SMS, dan jejaring sosial Facebook. Pada Mei 2010, ia mulai menerima pesanan dari tetangga-tetangganya di kompleks Serpong Garden, Cisauk, Kabupaten Tangerang, Banten. Pada bulan pertama, ia menggunakan ayam broiler sebagai bahan dasar, sebelum digantinya dengan ayam pejantan yang memiliki tekstur lebih baik dan sedikit kolesterol.
Modal uang jajan
Soal modal, Ary menyebut besarannya setara dengan “uang jajan”, lebih kurang Rp 200.000. “Ini kan sama dengan menyisihkan uang untuk beli pulsa atau beli baju. Waktu itu saya cuma memakai satu wajan (teflon) untuk memanggang ayam, ayamnya pun hanya 3-5 ekor,” katanya.
Modal lainnya adalah ketekunan. Ary mencari buku untuk resep ayam bakar madu dan ayam goreng. Istrinya kemudian mencoba-coba sendiri resep yang cocok di lidah pelanggan. Karena pelanggan puas, mulai Oktober 2010 Ary memberanikan diri untuk memperluas “daya jelajah” ABC hingga ke Bumi Serpong Damai, yang berjarak dua hingga lima kilometer dari rumahnya. Pengantaran pesanan dilakukan dua kali sehari, yakni pukul 10.30 dan 15.30.
Pengembangan usahanya ini berhasil. Pesanan mulai bertambah, kini Ary menghabiskan 8-10 ekor ayam setiap hari. Demi efisiensi waktu dan biaya, pengantaran makanan mulai ia limpahkan kepada tukang ojek di sekitar rumahnya. “Saya menghindari fixed cost dengan tidak merekrut pegawai dan membeli mobil,” katanya.
Ary pun mengatur siasat agar pesanan dapat diantar sebanyak mungkin dengan hanya sekali jalan. Ia mulai memasuki komunitas-komunitas warga di Serpong agar pengantaran makanan bisa dilakukan serentak di satu kawasan.
“Saya memanfaatkan BlackBerry Messenger (BBM). Jadi kalau ada pelanggan pesan, saya kirim BBM ke pelanggan lain di sekitarnya, siapa tahu ikut pesan juga,” jelas Ary.
“Kuliner ini sasarannya komunitas, jadi ada repeat order. Kenapa kuliner? Karena bisnis ini murah dan gampang mencari bahannya, cash flow-nya cepat, margin keuntungannya optimum,” tambahnya.
Selama kurang lebih sembilan bulan, ABC melayani pesanan dari pelanggan di BSD City hingga Alam Sutera, Serpong. Pemesannya tak hanya para pegawai kantoran yang kesulitan mencari makan siang di kawasan tersebut, tapi juga rumah tangga. Ary juga menerima pesanan khusus untuk acara keluarga, seminar, ataupun acara-acara lain.
Pasar pun mulai bergerak lebih luas. Mulai Maret 2011, Ary mulai menyanggupi pesanan di area Gading Serpong maupun pesanan khusus dari Jakarta. Untuk melengkapi usahanya, ia dan rekannya bekerja sama membuka kedai kecil di pekarangan sebuah rumah di dekat Granada Square BSD City, Serpong, Tangerang Selatan. Dengan adanya kedai offline, pelanggan dapat membeli dengan cara take away atau tetap melalui delivery service dengan pengantaran lebih cepat.
Ary mengungkapkan, usahanya kini dapat mendulang omzet Rp 12 juta per bulan dan masih punya potensi lebih besar. Itu belum termasuk pesanan-pesanan khusus untuk acara-acara tertentu. Margin keuntungan yang diraihnya bisa mencapai 40 persen.
Dalam waktu dekat, Ary mulai menjajaki peluang bisnis lunch box untuk pesanan-pesanan jarak jauh. Pria bersahaja yang selalu mengaku “masih belajar berwirausaha” ini juga tetap membuka kelas entrepreneur in action untuk berbagi pengalaman kepada siapa pun yang ingin terjun dalam dunia bisnis. Asalkan ada niat dan tak takut rugi, niscaya siapa pun dapat memiliki usaha mandiri.
Sumber : binder724studio.com
Si Miskin yang Bekerja Keras. Hidup itu berputar seperti roda. Jika kita berdoa, berusaha dan selalu bersyukurserta bekerja keras, maka keberhasilan telah menghampiri kita.
Pak Mamad namanya, “Dulu, penghasilan Rp. 20.000,- / hari menurut saya sudah lebih dari cukup, karena harga sembako yang masih terbilang murah. Tapi kini, buku pelajaran anak saya saja sudah lebih dari itu harganya.” tutur pria berusia 38 tahun ini.
Pak Mamad hidup bersama seorang isteri dengan ketiga buah hatinya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Ia menuturkan, bahwa dulu, ia hanyalah seorang pegawai serabutan yang dimana pekerjaannya tidaklah menentu, begitupun penghasilannya.
“Saya sempat berpikir untuk lebih baik tidak memiliki anak, karena saya takut tidak bisa menafkahi dan menyekolahkan mereka tinggi-tinggi. Saya hanya seorang kuli potong disebuah konveksi dekat rumah. Itu pun kalau konveksinya sedang banyak barang. Kalau tidak, saya harus mencari tempat lain agar saya bisa mendapatkan uang ketika pulang kerumah. Ya.. kalau hari sedang baik, teman saya mengajak saya untuk ikut dengannya mengecat tembok, atau merenovasi atap gedung sekolah. Dari situlah saya berpikir, andaikan saya punya anak, mungkin saya akan menyekolahkannya disini. Andaikan saya pemilik konveksi itu, saya tidak akan membuat pegawai saya kehilangan pekerjaannya dan luntang lantung seperti saya saat ini.”
“Saya selalu berdoa agar diberikan kemudahan dan kelancaran dalam setiap apa yang saya kerjakan. Juga berharap agar apa yang saya impikan bisa benar-benar tercapai, tidak hanya sebatas angan. Sampai akhirnya, Tuhan menjawab itu semua. Saya menemui seorang teman yang sudah sukses lebih dulu dari saya. Dia berkata, bahwa dia membutuhkan seorang rekan yang mengerti dibidang mode dan fesyen. Sebenarnya saya sendiri tidak tahu, apa itu fesyen. Yang saya tahu adalah cara memotong kain, membuat pola, dan menentukan bahan. Lalu dia berkata, bahwa memang itu yang ia cari.”
Waktu berlalu, dan perlahan namun pasti, kehidupan Pak Mamad pun berlangsung membaik. Pekerjaan memotong dan membuat pola yang dulu dilakoninya, kini ia percayakan kepada seorang pegawai baru. Ia pun tidak lagi khawatir untuk pulang kerumah tanpa hasil, karena kini, beliau dipercaya untuk menjadi kepala staff disana. Dan tidak hanya itu, kekuatan sebuah doa telah membawa Pak Mamad kepada kebahagiaan lainnya, yakni diberikannya keturunan oleh Allah SWT.
Betapa bersyukurnya Pak Mamad atas apa yang telah diraihnya saat ini. Dia tidak pernah menyangka bahwa kehidupan sulit itu kini telah berakhir.
“Satu hal yang saya percaya didunia ini adalah doa. Yakinlah bahwa segala sesuatu itu ada waktunya. Sejauh ini, lakukanlah apa yang bisa kita lakukan untuk bisa tetap bertahan. Pertolongan Allah itu tidak pernah meleset. Ia akan memberikan pertolongannya kepada siapa yang benar-benar membutuhkannya dan bersungguh-sungguh atas apa yang diharapkannya.”
Harapan Pak Mamad adalah menjadi pemilik konveksi, bukan kepada staff seperti saat ini. Tapi Allah akan memberikan apa yang dibutuhkan umatnya, bukan apa yang diinginkannya. Pada dasarnya, tidak ada satu hal pun yang mustahil di dunia ini selagi kita berusaha dan bersungguh-sungguh untuk bisa mencapainya.
Sumber : gemintang.com
Petani Sukses yang Bertaraf Nasional. SUGIHARTI merupakan Ketua pada kelompok tani Tunas Karya, Jorong Kurnia Kamang, Nagari Kamang, Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung, terlahir pada tanggal 23 Februari 1969 di Padang Panjang.
Kelompok tani ini juga telah bergabung pada Gapoktan Kerukunan Tani Mandiri. Pendidikan terakhir beliau adalah S1 Ekonomi. Memiliki 3 orang anak dari suami yang bekerja sebagai seorang petani sawit.
Kegiatan yang dilakukan Sugiharti sehari-harinya adalah menjalankan tugas sebagai pengelola usaha tani kelapa sawit seluas 4 ha dengan produktivitas mencapai 5 ton/ha/bulan, kakao seluas 0.5 ha dengan produksi 40 kg/bulan, pinang berjumlah 100 pohon dengan produksi 100 kg/bulan, ternak sapi berjumlah 15 ekor dengan luas kandang 400 m², ternak ayam buras berjumlah 100 ekor dengan luas kandang 48 m², dan ternak itik berjumlah 250 ekor dengan luas kandang 1.600 m².
Ternak sapi beliau juga berintegrasi dengan kebun kelapa sawit miliknya, sehingga dapat saling menguntungkan antara lain kotoran sapinya dapat menjadi pupuk organic di areal kebun kelapa sawit sehingga dapat memperbaiki struktur tanah dan menambah unsur hara tanah, pengendalian gulma pada kebun kelapa sawit dapat berkurang dengan adanya sapi yang memakan rumput-rumputan, sapi dapat digunakan sebagai alat angkut hasil panen buah kelapa sawit melalui gerobak yang ditarik.
Kemudian kebun kelapa sawit dapat menjadi ladang makanan bagi sapi untuk penggemukannya. Selain di bidang pertanian, Sugiharti juga mengelola kolam ikan antara lain ikan lele berjumlah 29.600 ekor dengan luas kolam 296 m², ikan nila berjumlah 8.700 ekor dengan luas kolam 580 m², ikan patin berjumlah 10.000 ekor dengan luas kolam 500 m², dan ikan gabus berjumlah 250 ekor dengan luas kolam 500 m².
Tidak hanya di hulu, Sugiharti juga mengelola industri hilir berupa pengolahan ikan lele asap (salai) dengan produksi 150 kg/bulan. Dalam bidang kehutanan, Sugiharti juga menanam pohon mahoni dan pohon jati masing-masing sebanyak 100 pohon yang ditanam pada sekeliling batas kebun miliknya. Sugiharti dalam mengelola unit usahanya dibantu juga oleh suami dan karyawan yang berjumlah 8 orang.
Dari segi permodalan, Sugiharti pada tahun 1998 mendapatkan kredit dari KKPA (Kredit Koperasi Primer Anggota) sebanyak Rp. 6.500.000,-. Kemudian pada tahun 2008, beliau mendapatkan kredit dari Bank Pembangunan Daerah (Bank Nagari) sebanyak Rp. 50.000.000,-. Selanjutnya pada tahun 2010 mendapatkan pinjaman dari Bank Mandiri sebanyak Rp. 330.000.000,-.
Semua pinjaman tersebut digunakan oleh Sugiharti untuk modal bagi usaha taninya seperti yang telah diuraikan di atas. Dalam perjalanannya, Sugiharti terus bersemangat dalam mengembangkan usaha taninya, terbukti dengan telah banyaknya warga masyarakat lain termasuk di luar daerah yang telah mengikuti jejaknya untuk berkolam ikan.
Saat ini Sugiharti telah mencoba untuk mengembangkan hasil olahan ikan berupa dendeng ikan, abon ikan, crispy ikan, bakso ikan, kerupuk ikan, dan pakan ikan. Pemerintah Daerah melalui Instansi terkait juga memberikan perhatian yang cukup besar kepada Sugiharti dengan mengirim beliau untuk mengikuti pelatihan-pelatihan baik di bidang budidaya pertanian, perikanan maupun hasil olahannya.
Selain itu, hasil olahan yang diusahakan oleh beliau juga selalu diikutkan pada pameran-pameran yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sijunjung maupun Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.
Sumber : inspirasi.lintas.me
MAICIH Keripik Singkong yang Sukses di Pasaran. Keripik singkong sering dianggap sebagai makanan tradisional yang tidak berkelas dan identik dengan orang kampung. Namun, di tangan Reza Nurhilman atau yang kerap disapa AXL, keripik singkong mampu dirubah menjadi sesuatu yang dicari-cari, bahkan sebagai simbol gaya hidup dan produk bergengsi yang sukses menembus pasar internasional.
Berprinsip hidup "sukses itu susah, tapi lebih susah lagi kalau kita tidak sukses", pemuda berusia 24 tahun tersebut mengawali perubahan nasib singkong melalui produk makanan bermerek Maicih. Pelan tapi pasti, Maicih yang tampil lewat berbagai tingkatan rasa pedas pun menjadi makanan ringan favorit masyarakat. Alhasil, omzet yang didapatkan AXL fantastis: miliaran rupiah per bulan!
Semua berawal saat dunia usaha seolah ditampar, disadarkan mengenai arti pentingnya sebuah kreativitas. AXL berpikir, dalam berbisnis, kekuatan modal sejatinya bukanlah kunci utama. Kreativitas, didukung totalitas dalam melakukan kinerja, juga wajib diperhatikan. Tak cukup, loyalitas dan bagaimana mengatur kemampuan bersinergi dengan orang lain di sekitar, memberi pengaruh signifikan dalam mencapai keberhasilan.
Dari terobosan-terobosan yang telah dilakoni tersebut, AXL mencapai keberhasilan. Dan kini, ia mencoba berbagi pengalaman kepada khalayak dengan menerbitkan buku berjudul Revolusi Pedas Sang Presiden Maicih.
Lewat penuturan yang ringan tapi menyentuh, buku ini digadang-gadang bisa membuat perubahan yang lebih besar, menyadarkan masyarakat bahwa mengubah hidup bisa dilakukan lewat cara apapun yang diinginkan.
Jatuh bangun dalam berusaha adalah hal lumrah. Yang terpenting, jangan pernah berhenti berusaha. Dari buah jerih payahnya, AXL akhirnya paham dan percaya bahwa hidup terlalu berharga jika hanya diisi dengan menyesali keadaan dan terpuruk meratapi kegagalan. Melalui kegigihan, hasil pasti akan diraih. Kuncinya, berusaha tanpa lelah dan terus mengembangkan kreativitas.
Sumber : jogja.tribunnews.com
Sukses Menjadi Milyader dengan Kerja Keras. Untuk menjadi enterpreneur sukses, ternyata modal bukanlah hal yang paling penting. Menurut Ketua Kadin Kadin Suryo Bambang Sulisto yang terpenting adalah keinginan dan kemauan untuk sukses yang tertanam sebagai mindset dalam otak.
“Kalau ada keinginan seperti itu otak anda akan di-feed sehingga Anda akan dibawa menjadi berhasil. Saya begitu selesai sekolah, sudah ingin jadi orang sukses. Bahkan target 30 tahun saya jadi milyuner. Saya missed 1 tahun, 31 tahun baru jadi milyuner,” ungkapnya saat ditemui di Enterpreneur Summit 2011 di Gedung Smesco, Jakarta, Rabu (2/2/2011).
Suryo pun memberikan beberapa contoh pencapaiannya yang diperoleh karena dimulai dari suatu keinginan. Dulu, waktu kuliah di AS, Suryo yang bekerja sebagai sopir dari seorang lawyer sukses, sempat menginginkan mobil Jaguar milik sang majikan. Begitu sampai di Indonesia, dia berkenalan dengan seorang yang bekerja di Pertamina menawarkan dirinya sebuah mobil Jaguar dengan harga murah
“Begitu saya impress saya sewaktu-waktu harus miliki mobil ini. Lalu saya bertemu orang Pertamina yang akan diperiksa, terus saya disuruh ambil mobilnya, Jaguar. Saya bilang nggak punya uang, dia bilang ambil saja, saya mampu bayar segini, dia bilang, iya ambil saja,” ceritanya.
Presiden Komisaris PT Bumi Resources Tbk ini pun mengaku dirinya sempat menginginkan punya ladang minyak. Dan pada akhirnya, Suryo berhasil memenangkan tender. Dia juga ingin menjadi duta besar, lalu kesempatan menjadi duta besar itupun datang ketika Presiden Habibie menginginkan ada 7 duta besar keliling yang berasal dari pengusaha. Begitupun dengan keinginannya menjadi Ketum Kadin. Walaupun sempat gagal pada tahun 1994, akhirnya Suryo berhasil menjadi Ketum Kadin pada 2010 lalu.
“Pada 1994 saya kalah, tapi mimpi itu terus ada di saya, akhirnya jadi juga Ketum Kadin,” kenangnya.
Selain keinginan dan kemauan, kunci sukses lainnya adalah menyenangi bidang yang digeluti. Anda harus menyukai apa yang Anda lakukan. Kalau tidak senang, itu sulit untuk berhasil. Keberhasilan adalah proses pembelajaran yang tiada kenal putus asa. dan dapat memanfaatkan segala peluang dengan hal positif.
Sumber : inginbahagia.com
Keberhasilan Sang Penetas Telur Bebek. Hal yang paling banyak dikhawatirkan penetas telur itik adalah rasio jumlah jantan yang lebih mendominasi dibandingkan jumlah anak itik betina. Maklum saja karena harga anak itik jantan jauh lebih murah dibandingkan dengan harga anak itik betina. Hal tersebut kini tidak lagi menjadi masalah yang cukup serius, semenjak merebaknya warung makan yang menyajikan masakan serba bebek. Kini bebek atau itik jantan muda justru banyak dicari orang. Permintaan suplai bebek untuk daging tidak kalah dengan permintaan bebek untuk petelur.
Kisah sukses bisnis bebek muda dialami oleh Purwanto Joko Slameto. Lelaki yang berprofesi asli sebagai dosen Jurusan Teknik Arsitektur di Universitas Gunadarma, Depok, Jawa Barat, itu telah menikmati sukses bisnis sambilan bebek muda. Perbulan ia meluangkan waktu bolak-balik Jakarta Boyolali untuk menengok peternakan Bebeknya di Boyolali. Usahanya itu tidak sia-sia karena dari peternakannya itu Pak Joko mampu mendapatkan pemasukan 86 juta rupiah.
Awalnya bisnis Pak Joko memang tidak berjalan mulus. Puluhan rumah makan di Solo dan Yogyakarta yang ditawari itik jantan muda, tidak semua berminat. Solo dan Yogyakarta dipilih sebagai pasar pertama sebab dekat dengan lokasi peternakan, lagipula budaya makan daging itik sudah terbentuk di sana. Dari 300 ekor yang ditawarkan untuk semua rumah makan hanya 210 ekor yang terjual. Kebanyakan rumah-rumah makan masih mengandalkan daging dari itik apkir. Kalau pun diterima rumah makan menawar dengan harga sangat rendah, jauh dari harga yang ditetapkan Joko, Rp 18.000/ekor bobot 1,2 kg.
Tahun 2008 warung-warung dan penyedia menu itik menjamur di Jakarta dan sekitarnya, menjadi berkah bagi usaha itik Joko, meski awalnya tetap tidak mudah menawarkan itik muda kepada mereka. Baru saat pasokan itik afkir mulai seret, mereka mulai mencoba itik muda. Dengan modal kartu nama yang ditinggalkannya kepada pemilik warung akhirnya mereka mulai memesan itik muda Joko.
Pasar kian terbentang saat Joko menggunakan strategi lain: pemasaran via dunia maya. Lewat blog yang dibuat, pemilik peternakan bebek ABG itu sukses menjaring 16 pelanggan, semua adalah restoran yang sebagian besar terletak di Jakarta, sisanya Jawa Tengah dan Kalimantan Timur. Total jenderal setiap hari ia mesti memasok 300 itik jantan muda untuk pelanggan barunya itu. Setengah pasokan didapat dari mitra yang menyetor itik siap jual.
Kunci sukses lain, memperkenalkan penjualan itik jantan muda dalam bentuk karkas. "Tujuannya untuk meningkatkan harga jual dan citra itik jantan," kata Joko. Bentuk karkas juga disukai rumah makan karena mereka tidak perlu mengeluarkan biaya pencabutan bulu. Itik diterima dalam bentuk daging yang bersih.
Lain lagi cerita sukses bisnis penetasan telur dari Sulawesi, adalah Hasnah wanita muda yang sukses dengan itik-itik tetasannya. Semenjak SMP ia memang sudah terjun ke dunia penetasan telur itik. Kiprah Hasnah dalam dunia penetasan telur bebek dan menjual anakan bebek kepada peternak bukan tanpa kendala. Kendala yang dihadapi bukan hanya kendala modal, tetapi juga kendala sosial. Ada komentar pesimisme dari orang-orang disekitar tempat tinggal Hasnah, bagaimana mungkin seorang perempuan bisa mandiri dan berkiprah dalam pengembangan ekonomi keluarganya hanya dengan menetaskan telur bebek.
Cibiran beraliran pesimisme tersebut tak lantas membuat Hasnah menyerah. Ia terus menetaskan telur dan dapat menabung uangnya untuk membeli peralatan-peralatan yang masuk kategori mewah untuk ukuran orang desa. Ia pun bersolek ketika ada acara-acara sosial, yang membuat kaum wanita disekitarnya menjadi tertarik untuk mengikuti jejaknya. Hasnah berhasil dengan cara itu.
Hasnah juga menuturkan, sampai hari ini, hampir semua perempuan di desanya melakukan usaha penetasan telur dikolong rumah masing-masing untuk membantu ekonomi keluarganya, dan itu nyata adanya. Berkat bebek-bebek kecil, banyak orang tua mengirimkan anaknya ke kota untuk memperoleh pendidikan yang layak. Tak hanya itu, banyak kaum lelaki yang merasa terbantu oleh usaha istri-istrinya, mereka lebih tenang dalam bekerja di luar rumah, dan beban ekonomi keluarga berkurang, serta perlahan tapi pasti banyak keluarga taraf kehidupannya meningkat.
Sumber : pulangkandang.com
Penyandang Cacat yang Sukses Menjual Jilbab. Keterbatasan kemampuan tubuh ternyata memberi kelebihan dalam tekad dan semangat berusaha. Berbekal keahlian menyulam, menjahit dan ketrampilan lainnya sekelompok perempuan penyandang cacat maju ke arena persaingan pasar dengan membentuk kelompok usaha bersama (KUB) Anggrek di Dusun Ketiron, Desa-Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Jawa Barat. Dalam dua tahun saja, setiap bulan kelompok usaha ini sudah mampu mengirimkan 8.000 jilbab ke Jakarta, Surabaya serta kota-kota lainnya.
“Awalnya, dua tahun lalu, kami beranggota lima orang yang semuanya cacat tubuh. Dengan modal seadanya ternyata produksi jilbab kami laris manis,” kenang Sapto Yuli Ismiarti ditemui Surya di sela-sela acara Pasar Ramadan yang berlokasi di halaman Pemkab Pasuruan, Senin (25/8/2008). Dengan kerja kerasnya bersama empat kawannya yang lain, usaha perempuan berjilbab beranak tiga yang kakinya harus ditopang dengan besi ini berhasil berkembang pesat. Dari 5 orang itu, Yuli berhasil merekrut kawan-kawannya yang juga penyandang cacat hingga 20 orang. Bahkan Yuli dan keempat kawannya juga merekrut tenaga kerja dengan tubuh normal hingga sebanyak 30 orang.
“Usaha kami berkembang berkat binaan instansi terkait yang sangat membantu, sehingga order semakin banyak. Kami terus merekrut pekerja baik yang cacat tubuh maupun yang normal dan total mencapai 50 orang,” terang Yuli.
Kendati cacat fisik, masing-masing anggota KUB Anggrek memiliki keahlian khusus. Aprilia, perempuan dengan tinggi tubuh hanya 50 centimeter, ternyata kaki dan tangannya yang pendek itu sangat piawai mendesain motif jilbab. Lestari, yang kedua kakinya cacat, sangat ahli menjahit. “Kalau saya kebagian menyulam jilbab dan seharinya minimal dapat menyelesaikan 25 jilbab. Hasilnya dapat untuk membantu kebutuhan rumah tangga,” urai Hiroh yang tangan kirinya mengecil ini.
Harga jilbab produksi KUB Anggrek bervariasi antara Rp 4.000 hingga Rp 70.000. Jilbab yang harganya termurah umumnya dibeli oleh para jamaah haji untuk dijadikan cinderamata bagi para tamu yang bertandang. Jilbab yang dihargai Rp 70.000 kualitasnya bagus dengan disain motif sangat indah, dan peminatnya rata-rata dari kelas ekonomi menengah ke atas.
Sumber : zoyatamini.blogspot.com
Pages
Mengenai Saya
Blog Archive
-
▼
2014
(100)
-
▼
Oktober
(100)
- Kisah Seorang Anak Tukang Becak yang Meraih Sukses...
- Lebih Miskin dari Pengemis tapi Bisa Meraih Kesuks...
- Kesuksesan Berawal dari Mimpi
- Kisah Sukses Cynthia Venika Dimulai
- Sukses dengan Beramal
- Kisah Kenek Supir Meraih Kesuksesan Besar
- Pensiun Jadi Preman, Meraih Kesukses Berjualan Burger
- Sukses Menjual Makanan Untuk Bayi
- Obsesi yang Besar Sangat Berpengaruh pada Kesuksesan
- Sukses dengan Bisnis Cemilan Ubi Ungu Shasa
- Hobby Melukis dapat Merubah Nasib
- Membuat Ayam Bakar Modal Sedikit Hasil Jutaan
- Si Miskin yang Bekerja Keras
- Petani Sukses yang Bertaraf Nasional
- MAICIH Keripik Singkong yang Sukses di Pasaran
- Sukses Menjadi Milyader dengan Kerja Keras
- Keberhasilan Sang Penetas Telur Bebek
- Penyandang Cacat yang Sukses Menjual Jilbab
- Tanaman Hias Yang Mendatangkan Kesuksesan Rejeki
- Pengantar Koran pun bisa Sukses asla Ada Kemauan
- Sukses Menjual Martabak Manis dan Asin
- Tukang Sapu yang Bermodalkan Keterampilan
- Kreativitas dapat meng-GOAL Sukses
- Suksesnya Kolonel Sanders
- Adryan Fitra Sukses buat Blogger
- Sukses dari Sandal Karet
- Kerja Keras Penjual Tahu
- Sukses Om Bob
- Sukses Bermodalkan Kata Mutiara
- Menuai Jagung Tumbuh Sukses
- Sukses Dengan Mendirikan The Baby Spa
- Sukses Mendirikan The Baby Spa
- Kerja Keras Petugas Keamanan
- Sukses dengan Pendidikan SMA
- Peyek & Geplak Membawa Kesuksesan
- Sukses dengan Keripik Sukun
- Supir Angkot jadi Jutawan
- Cleaning Servicepun Bisa Kaya
- Bubur Kacang Hijau Sukses Meraih Pelanggan
- Tenaga Pemasaran Goal Sukses
- Dari Office Boy jadi Milyader
- Sukses Pengusaha Indonesia
- Les Privat mendatangkan Kesuksesan
- Sukses Putera Sampoerna
- Bisnis Waralaba Sukses Jutaan
- Sukses Jual Es Krim
- Modal Minim datangkan Sukses
- Kisah Sukses Tung Desem Waringin Trainer dan Motiv...
- Lulus SMP Sukses dengan Keuletan
- Seorang Cacatpun Bisa Sukses
- Pengusaha Muda Sukses Besar
- Sukses Berjualan Roti
- Penjual Es Dawet Jadi Jutawan
- Sukses dengan Kain Perca
- Sukses Penjual Makanan Ringan
- Handmade Boneka Sukses di Pasaran
- Sekuteng Vs Gorengan Sukses Besar
- Sukes Steve Jobs
- Kue Serabi Sukses di Pasaran
- Sukses Hanya dengan Modal Awal Sepuluh Ribu Rupiah
- Hari Dharmawan "Bisnis Sukses"
- Sukses Penjual Donat Madu
- Kerja Keras Top Ittipat Menjadi Billionaire
- Sukses Goldgram
- Sukses Bill Gates
- Surya Paloh
- Sukses dengan Kedai Digital
- Suksesnya Mie Ayam Gerobak
- Pedagang Asongan Sukses Inovatif
- Mary Kay Ash
- Sate Gerobak Omzet Ratusan Juta
- Sukses Bisnis UKM
- Pengusaha Sukses Nining Yuningsih
- Sukses Dengan Radja Kaos
- Sukses Bisnis Sepatu
- Sukses Dengan Keterbatasan Fisik
- Pantang Menyerah, Pedagang Kaki Limapun bisa Sukses
- Tukang Bubur Jadi Jutawan
- Sukses Milik Semua Orang
- Bisnis Jasa Sukses Luar Biasa
- Sukses dari Kurir
- Soto Ambengan Miliki Restaurant
- Batik Ciptakan Goal
- Sukses Bukan untuk Gelar Sarjana Saja
- Merangkai Bunga Jadi Jutawan
- Sukses Pembudidayaan Jambu Organik
- Sukses Home Industry
- Pengusaha Tekaya & Termuda di India
- Hobby Menjahit Beromzet Milyar
- Sukses Dengan Kue Kering
- PHK Bukan Berarti Berhenti
- Bengkel Vespa Berkualitas
- Sukses Ayam Kremes
- Sukses Usaha Salon
- Sukses Berawal Ampas Kopi
- Modal Pelepah Pisang untuk Usaha
- Pengrajin Mahar Jadi Pengusaha
- Lakshmi Mittal Pengusaha Sukses
- Sukses dengan Batik Grup Mirota
- Mahasiswa Sukses
-
▼
Oktober
(100)
Diberdayakan oleh Blogger.